Bandung (ANTARA News) - Tersangka Erwin alias Benet yang dikenal sebagai 'Panglima Geng Motor' tak kuasa menahan tangis akibat dicaci maki dan nyaris diludahi ratusan warga yang menyaksikan reka ulang kasus penganiayaan yang menyebabkan tewasnya Putu Ogik Suwarsana (21), PNS di Kanwil Bea Cukai Merak, Banten. Reka ulang (rekonstruksi) yang digelar di TKP di Gang Mesjid, Kiaracondong, Kota Bandung, Kamis siang, itu melibatkan tujuh tersangka anggota geng motor dan tiga saksi, rekan korban, dengan disaksikan langsung Kapolda Jabar, Irjen Pol Sunarko DA dan Kapolwiltabes Bandung, Kombes Pol Bambang Suparsono. Reka ulang yang dipimpin oleh Kapolresta Bandung Tengah, AKBP Mashudi, itu berlangsung sekitar satu jam lebih, melibatkan tujuh tersangka, yakni Erwin alias Benet, Hendri alias Bayi, Hendra Darmawan, Cecep, Pitru, Syarifudin dan Amin. Reka ulang memperagakan 16 adegan mulai dari konvoi sepeda motor para tersangka hingga pengeroyokan dan penusukan sampai pelaku melarikan diri, seusai melihat korbannya terkapar bersimbah darah dan tewas di lokasi kejadian. Dengan pengawalan cukup ketat sekitar dua SSK pasukan Dalmas Polresta Bandung Barat dan Polwiltabes Bandung, rekonstruksi berjalan lancar dan sempat menjadi tontonan ratusan warga sekitar yang penasaran melihat tersangka geng motor yang dinilai warga sadis dan 'Raja Tega'. Meski sebagian besar reka ulang berjalan mulus, namun saat tersangka Erwin alias Benet diminta memperagakan cara menghabisi korban, tersangka sempat menolaknya sehingga peran tersangka digantikan oleh petugas, yakni Briptu Kamsari. "Meski tersangka Erwin alias Benet tidak kooperatif dan menolak melakukan reka ulang perannya, namun sejumlah saksi, baik saksi rekan tersangka maupun saksi rekan korban menyebutkan bahwa tersangka Erwin lah yang menusuk korban hingga tewas," kata Kapolwiltabes. Menurut Kapolwiltabes, meski tersangka Erwin mengaku tidak menusuk korban dan tidak mau melakukan reka ulang, namun kasusnya tetap jalan terus, karena pengakuan bukan halangan proses penyidikan, mengingat bukti dan kesaksian sudah ada serta cukup kuat sebagai bahan sangkaan. Kapolwiltabes mengatakan, reka ulang itu untuk mengetahui peran masing-masing tersangka guna melihat siapa berbuat apa. "Dalam kesempatan itu hadir seluruh tersangka dan saksi, juga jaksa penuntut umum. Kita yakin dalam waktu dekat berkas perkaranya akan dilimpahkan kepada jaksa penuntut umum agar segera disidangkan di pengadilan," ujarnya. Mabuk minuman keras Putu Ogik Suwarsana (21), PNS di Kanwil Bea Cukai Merak Banten, Minggu (21/10) dini hari tewas bersimbah darah. Korban dibantai sekelompok orang berkendaraan sepeda motor di depan toko besi dan cat "Anugerah" Jalan Kiaracondong, Bandung. Sebelum aksi pengeroyokan, pelaku yang berjumlah 20 orang itu konvoi dari Riung Bandung untuk mencari "mangsa". Hampir semuanya dalam keadaan mabuk minuman keras. Kebetulan di Jalan Ibrahim Adjie (Kiaracondong) Bandung di depan toko Anugrah, mereka bertemu dengan Putu Ogik dan temannya yang sedang menunggu taksi. Melihat "mangsa" itulah, anggota geng motor yang dalam keadaan mabuk itu berulah hingga menyebabkan korban meninggal dunia, terkena tusukan senjata tajam pada bagian dada korban. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007