Wellington (ANTARA) - Bank Sentral Selandia Baru, Reserve Bank of New Zealand, pada Rabu memangkas suku bunga acuan official cash rate (OCR) sebesar 25 basis poin ke rekor terendah 1,5 persen.

Suku bunga acuan 1,5 persen sekarang merupakan yang terendah sejak diperkenalkan pada tahun 1999. Gubernur Bank Sentral Selandia Baru Adrian Orr mengumumkan keputusan tersebut pada Rabu sore, setelah dolar Selandia Baru merosot.

Suku bunga acuan diyakini mempengaruhi suku bunga domestik lainnya pada pinjaman dan tabungan. Dalam beberapa menit Australia and New Zealand Banking Group (ANZ) dan Kiwibank mengumumkan rencana untuk menurunkan suku bunga KPR dan deposito sebagai tanggapan terhadap berita tersebut.

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu, bank sentral mengatakan, "pertumbuhan ekonomi global telah melambat sejak pertengahan 2018, mengurangi permintaan untuk barang dan jasa Selandia Baru. Risiko penurunan utama yang berkaitan dengan proyeksi pertumbuhan adalah perlambatan yang lebih besar dari perkiraan dalam pertumbuhan ekonomi global, khususnya di China dan Australia, mitra dagang terbesar Selandia Baru."

Sementara itu, "pertumbuhan domestik yang melambat mulai par​ruh kedua 2018 telah mengurangi pengeluaran rumah tangga. Dan sentimen bisnis yang rendah, margin keuntungan yang lebih ketat serta persaingan untuk sumber daya semuanya berkontribusi pada investasi yang tertahan," kata bank sentral.

Ketenagakerjaan mendekati level maksimum yang berkelanjutan. Namun, prospek pertumbuhan lapangan kerja lebih lemah dan tekanan kapasitas diperkirakan akan sedikit berkurang pada 2019. Konsekuensinya, tekanan inflasi diproyeksikan meningkat hanya secara perlahan, kata bank sentral dalam pernyataannya.

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2019