Banda Aceh (ANTARA News) - Sebuah workshop untuk berbagi pengalaman tentang suksesnya perdamaian di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) akan digelar di Sri Lanka. "Perdamaian merupakan suatu bentuk sejarah dapat dicontoh, Indonesia dan Aceh memiliki hal yang perlu dibagi kepada dunia untuk membantu proses perdamaian di tempat lain," kata bagian komunikasi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Muslim Aid , MK Wirasaputra, di Banda Aceh, Jumat. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM/NGO) yang berbasis di Inggris dan bergerak di bidang kemanusiaan itu akan membagi pengalaman suksesnya perdamaian di Aceh dengan komunitas sipil di Sri Lanka. "Tujuan dari workshop itu untuk membagi pengalaman di Aceh dengan komunitas sipil di Sri Lanka yang akan diteruskan dengan diskusi grup yang lebih fokus oleh peserta," katanya. Dijelaskan, workshop yang disponsori Muslim Aid dan United Methodist Committee on Relief (UMCOR), dua organisasi berbasis agama yang berbeda tapi memiliki misi yang sama itu berlangsung di Srilangka, 11-12 Desember 2007. Proses perdamaian di Aceh terjalin pascatsunami, 26 Desember 2004, menyusul penandatanganan nota kesepahaman bersama (MoU) damai antara Pemerintah dengan pihak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005. Workshop berbagi pengalaman kesuksesan perdamaian di Aceh akan diadakan di Institute Budaya Sri Lanka, di Kolombo. Workshop itu akan diikuti sebanyak 150 utusan dari berbagai kelompok etnis, agama dan partai politik dari berbagai daerah di Sri Lanka, kata Wirasaputra. "Kedamaian di Aceh sudah terjalin ketika kedua pihak berlawanan sikap dan pendapat yang akhirnya mencapai kata mufakat untuk menghentikan konflik," tambahnya. Dalam workshop itu, Muslim Aid dan UMCOR berkerja sama dengan Kongres Agama di Sri Lanka yang mewakili seluruh kelompok agama yang sebagian besarnya adalah komunitas Budha.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007