Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Ketua Delegasi Indonesia pada Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), Emil Salim, tiba-tiba datang menemui para penjuk rasa yang menggelar aksi di "Kampung Bali" Nusa Dua, Kabupaten Badung, Jumat petang. Namun demikian, mantan menteri LH di zaman Orde Baru itu disambut dengan celoteh bernada sinis (dingin) oleh para pengunjuk rasa yang tergabung dalam "Civil Society Forum" (CSF). Menanggapi pertanyaan para pengunjuk rasa, Emil mengatakan bahwa peserta konferensi kini sepakat untuk secara bersama-sama menyelamatkan hutan, untuk menekan semakin meningkatnya suhu bumi. "Kami ibarat sedang berada dalam satu pesawat, dan sama-sama ingin selamat," kata Emil dengan menambahkan, "Untuk bisa selamat, semua peserta rembuk sepakat melakukan yang terbaik untuk kita semua." Tidak hanya itu, Emil juga mengatakan, dengan lestarinya hutan, perubahan iklim akan dapat ditekan, namun setiap akhir kalimat dari ucapan mantan menteri itu, selalu disambut dengan pekik "Hooooo" dari para demonstran. Tampaknya sadar kalau ocehannya kurang mendapat perhatian, Emil pun akhirnya "ngacir", meninggalkan para pengunjuk rasa. Dalam aksinya, sekitar 50 anggota CSF yang disokong puluhan LSM lingkungan yang menempati "Kampung Bali" di arena UNFCCC, menyerukan negara berkembang untuk menolak uluran dana Bank Dunia. Dengan mengacung-acungkan poster dan spanduk, para pengunjuk rasa mencoba untuk bergerak keluar dari Kampung Bali, mendekati gedung tempat pertemuan pada delegasi UNFCCC. Namun malang, barikade polisi yang cukup rapat mengurung para pengunjuk rasa, membuat mereka tidak bisa hengkang dari kampung yang memang khusus diperuntuhkan bagi kalangan CSF.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007