Pemangkat (ANTARA News) - Kebakaran yang terjadi di RT03/RW03 Dusun Banjar Kuala, Desa Pemangkat Kota, Kecamatan Pemangkat, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, tidak hanya menghanguskan lima rumah warga tapi juga menewaskan satu warga yang tersengat aliran listrik. Kebakaran pada Jumat, pukul 02.00 WIB mengakibatkan korban tewas, Muhammad Jain (40), akibat sengatan aliran listrik. Dua korban lain akibat kebakaran itu, masih menjalani perawatan intensif di RS Pemangkat. Informasi dari saksi mata di lokasi kebakaran menyebutkan bahwa tanpa diketahui, tiba-tiba api telah menyala dan membakar satu blok rumah penduduk yang mayoritas teruat dari papan itu. Fung Tet Kong (32), warga di sana, sampai harus berlarian keluar dari rumahnya yang berada di tengah blok permukiman itu, untuk menyelamatkan diri. Tapi dia mengalami luka bakar pada beberapa bagian tubuhnya. Warga setempat, dengan menggunakan peralatan seadanya, berupaya memadamkan api, sambil menunggu kadatangan petugas dari Badan Pemadam Kebakaran (BPK). Pada saat itu, Muhammad Jain, yang rumahnya berada paling pinggir, juga berusaha memadamkan api yang mulai menghanguskan tempat tinggalnya. Tanpa disadari, ternyata kabel dari tiang listrik yang menuju rumahnya telah menyentuh permukaan tanah. Kondisi tanah yang basah karena guyuran hujan, membuat sengatan listrik menjalari tubuhnya. Ia pun roboh. "Melihat Pak Jejen jatuh ke tanah, Pak Tohir mengira dia pingsan dan berusaha menolongnya. Dia akhirnya kena setrum juga," ujar Yan Wahyudi, salah seorang warga setempat pula. Para korban kebakaran oleh warga dibawa ke RS Pemangkat untuk mendapatkan bantuan perawatan medis. Api baru berhasil dijinakan sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Para korban, hingga kemarin, hanya Fung Tet Kong yang masih menjalani perawatan akibat luka bakar yang dideritanya. Muhammad Jain tak tertolong lagi. Kapolsek Pemangkat, Iptu Jajang SKom yang dikonfirmasi mengatakan, polisi belum memanggil satu orang pun pemilik bangunan yang mengalami kebakaran itu, antara lain karena para korban masih mengalami keterkejutan. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007