Nakhon Ratchasima (ANTARA News) - Cabang angkat besi kembali berjaya dengan menyumbang dua medali emas dari dua kelas yang diikuti melalui lifter putra Triyatno dan Edi Kurniawan pada SEA Games 2007 di Nakhon Ratchasima, Minggu. Pada pertandingan angkat besi yang berlangsung di Nakhon Ratchasima Vocational College itu, Triyatno yang tampil di kelas 62kg mencatat angkatan total 290kg, mengalahkan harapan tuan rumah Thailand Niwat Kritphet (278kg) dan Naharudin Mahayudin dari Malaysia (265kg). Angkatan Triyatno asal Kaltim itu menyamai rekor SEA Games yang dicatat lifter asal Lampung, Gustar Junianto, pada SEA Games 2003 di Hanoi. Sukses Triyatno diikuti oleh rekannya Edi Kurniawan di kelas 69kg dengan angkatan 299kg dan kembali mengubur harapan tuan rumah Sitthisak Suphalak. Meski Suphalak juga mencatat angkatan total seberat 299kg, Edi dinyatakan sebagai pemenang karena berat badannya lebih ringan, yaitu 68,29kg, sementara saingannya itu 68,63kg. Sehari sebelumnya, Eko Juli Irawan mengawali sukses dengan meraih emas pertama melalui kelas 56kg, namun lifter putri Okta Dwi Pramita pada kelas 53kg harus puas dengan perak. Cabang angkat besi yang menargetkan empat emas, sementara sudah meraih tiga emas dan satu perak. Harapan untuk memenuhi atau bahkan melebihi target, masih terbuka mengingat masih ada enam lifter yang belum bertanding. Keenam lifter itu adalah Weldemar Sandouw Nasution (77kg), Rochman (84kg), Tarso (94kg), Renaldi (105kg), Dedi Aprianto (+105kg) dan satu-satunya lifter putri, Sinta Darmariani (75kg). Hasil yang diperoleh angkat besi sejauh ini sudah melampaui hasil pada SEA Games 2005 Manila karena hanya membawa dua emas melalui Weldemar Sandouw (85kg) dan Misdan Yunip (69kg). Usai Indonesia Raya berkumandang sebanyak dua kali, Ketua Umum PB PABBSI Adang Daradjatun, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan. "Pasti akan ada bonus untuk mereka. Selain itu, pemerintah melalui Menegpora juga sudah menjanjikan bonus sebesar Rp200 juta," kata mantan Wakapolri yang kalah dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta itu. (*)

Pewarta: muhaj
COPYRIGHT © ANTARA 2007