Jimbaran, Bali (ANTARA News) - Presiden Konferensi Para Pihak (COP) ke-13, Rachmat Witoelar, mengatakan bahwa delegasi Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) telah mencapai kata sepakat mengenai dana adaptasi. "Telah disepakati dana adaptasi guna membiayai program adaptasi," kata Rachmat di Hotel Four Seasons Bali, Senin malam, seusai melakukan pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut dia, sekalipun seluruh delegasi telah mencapai kesepakatan, namun hasil pembahasan itu masih perlu dibawa ke sidang tingkat menteri sehingga detil kesepakatan belum dapat diumumkan. "Tapi sudah disepakati lembaga yang mengelolanya," ujarnya. Dana adaptasi itu, lanjut dia, akan diambil dari dana Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM/Clean Development Mechanism). "Namun tentang presentasinya, masih belum dapat dikemukakan," katanya. Selama satu pekan, para delegasi UNFCCC yang berasal dari 189 negara membahas masalah tersebut. Seluruh negara sepakat mengenai arti pentingnya adaptasi guna mengatasi perubahan iklim global sekalipun merasa optimis terhadap keberhasilan proses mitigasi. Dana adaptasi terutama akan diperuntukkan bagi kelompok rentan dan negara-negara yang paling terkena dampak perubahan iklim. Rachmat Witoelar, para juru runding RI, Soemadi Brotodiningrat, Emil Salim, Makarim Wibisono, dan sejumlah menteri kabinet, antara lain Menko Polhukan Widodo AS, Mendag Mari Pangestu, Menlu Hassan Wirajuda, melakukan rapat mengenai pelaksanaan UNFCCC dengan Presiden Yudhoyono selama sekitar dua jam. Presiden Yudhoyono memutuskan untuk berkantor di Bali, 10-15 Desember, guna mengawal UNFCCC. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007