Jakarta (ANTARA News) - Pertumbuhan ekonomi di luar Pulau Jawa pada tahun 2008 diperkirakan lebih baik ketimbang di Jawa terutama untuk sektor penghasil barang seperti pertanian, kata pengamat ekonomi Faisal Basri. "Prospek 2008 terletak di luar Jawa, Jawa pulau sengsara karena 80 persen industri manufaktur dan pertanian pangan mengalami tekanan," katanya saat seminar dan ekspo "Menerobos Peluang Bisnis dan Investasi di Daerah Tahun 2008", di Jakarta, Rabu. Menurut dia, bisnis di Jawa tidak bisa diharapkan mengalami pertumbuhan secara signifikan kecuali di sektor jasa modern yang hanya menyerap relatif sedikit tenaga kerja. Pertumbuhan ekonomi sektor jasa yang primadona di Jawa, kata Faisal yang juga pengajar pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu, adalah transportasi dan komunikasi. Ia menyatakan, persebaran sektor-sektor ekonomi di seluruh daerah selama tahun 2007 menunjukan perkembangan secara signifikan. Ia mencontohkan, Bandara Soekarno-Hatta menunjukan penurunan dan digantikan dengan perkembangan pelabuhan di luar Makasar, Surabaya, Medan, dan Denpasar. "Tumbuh kencang bandara-bandara di luar itu. Daerah menggeliat, kelihatan gerakan sektor terdistribusi lebih baik di daerah," katanya. Ia mencontohkan pertumbuhan prospektif pada tahun 2008 terlihat di Sumatera dengan potensi antara lain karet, kopi, kopra dan CPO (Crude Palm Oil), di Bangka Belitung antara lain timah, aluminium, dan nikel. "Seperti kopi, karena di Brasil terjadi konversi lahan kopi untuk jagung dan tebu untuk biofuel. Komoditas itu tidak banyak di Jawa," katanya. Ia menyatakan pentingnya kalangan perbankan menengok peluang pertumbuhan ekonomi di luar Pulau Jawa pada tahun 2008. Pada kesempatan itu Faisal juga mengatakan bahwa tahun 2008 sektor yang bergantung kepada migas seperti industri semen, furnitur, dan tekstil masih mengalami tekanan akibat gejolak harga minyak dunia. Harga minyak dunia tahun 2007, katanya, rata-rata 75,8 dolar AS sedangkan pada tahun 2008 diperkirakan rata-rata 67,8 dolar AS. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007