Jakarta (ANTARA News) - Pihak Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menerapkan promosi langsung kepada para calon pemodal, baik dari dalam maupun luar negeri, kata Direktur Pengembangan Potensi Daerah BKPM, Wiediarni. "Promosinya diubah, dari promosi lewat seminar atau pameran ke peluang investasi langsung kepada calon penanam modal dari dalam negeri dan luar negeri," katanya saat seminar dan ekspo "Menerobos Peluang Bisnis dan Investasi di Daerah Tahun 2008", di Jakarta, Rabu. Ia menjelaskan, potensi investasi di suatu daerah harus dikemas secara baik, sehingga calon pemodal tinggal memberikan persetujuan atau tidak atas proposal investasi tersebut. Jika pemodal tertarik melakukan investasi, katanya, selanjutnya mereka mendapat berbagai kemudahan untuk mulai menanamkan modalnya. Ia menyatakan, pentingnya setiap daerah mengemas potensi unggulan daerahnya masing-masing, agar menarik pemodal untuk berinvestasi. Hingga saat ini, katanya, belum semua daerah di Indonesia menjadi tujuan investasi. Pihak BKPM, lanjutnya, mencoba melakukan promosi berbagai komoditas unggulan seperti petrokimia, karet, kakao, dan baja dengan mendorong peningkatan produksi sektor hilir supaya memiliki nilai yang lebih tinggi. "Agar karet diekspor setelah diproduksi di Indonesia, kakao tidak diekspor kering tetapi diolah di Indonesia supaya nilainya bertambah," katanya menegaskan. Ia mengatakan, promosi investasi tidak hanya menyangkut peluang tentang penanaman modal di suatu daerah. Tetapi, promosi juga tentang pengelolaan investasi yang sudah ada di Indonesia, agar tetap bertahan dan bisa dikembangkan. "Tahun-tahun lalu ada informasi banyak perusahaan dalam negeri yang pindah ke luar negeri seperti Vietnam dan Malaysia, karena di sana dinilai lebih kondusif," katanya menambahkan. Pada kesempatan itu Wiediarni menyatakan, banyaknya permintaan dari daerah agar memiliki kewenangan mengeluarkan izin penanaman modal, tetapi mereka belum menyiapkan secara baik kelembagaanya. Daerah, katanya, sering kali kurang bisa memahami masalah pelayanan investasi. Peluang investasi juga belum dikemas secara, baik agar menarik minat pemodal. "Investor datang nanya-nanya, tetapi kemudian tidak melakukan investasi. Pengusaha tidak mau ambil resiko melakukan investasi tanpa kajian-kajian," katanya. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007