Nusa Dua (ANTARA News) - Pemerintah Norwegia, di Nusa Dua, Bali, Kamis, mengumumkan keputusannya menyalurkan lima juta dolar Amerika ke Dana Kemitraan Karbon Hutan (FCPF/"Forest Carbon Partnership Facility") yang dikelola oleh Bank Dunia ketika Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) mulai digelar pekan lalu. Dana dari Norwegia itu menambah total cakupan dana yang terkumpul di FCPF menjadi 165 juta dolar Amerika. FCPF menggunakan dua mekanisme, yaitu Mekanisme Kesiapan ("readiness mechanism") dan Mekanisme Pendanaan Karbon ("carbon finance mechanism"). FCPF akan membantu penurunan laju penggundulan hutan dan kerusakan hutan. Khusus bagi negara-negara berkembang, mereka akan mendapat dana dari upaya mencegah emisi karbon yang bisa terlepas bila hutan dirusak. "Norwegia adalah mitra yang sangat baik buat Bank Dunia di banyak bidang kerja sama," kata Presiden Bank Dunia, Robert B. Zoellick. Lebih dari 10 tahun lalu, negeri ini turut bergabung dengan kemitraan Bank Dunia menciptakan dana karbon dunia (sebuah prototipe Dana Karbon. Sekarang Norwegia mencatatkan diri sebagai salah satu dari 10 negara yang terdepan bergabung dalam FCPF. Hingga saat ini, banyak negara berkembang menyatakan minatnya bergabung dalam FCPF, sekitar 30 negara datang dari Amerika Latin, Afrika, dan kawasan Asia Pasifik. Mekanisme kesiapan ditargetkan bisa menggalang dana 100 juta dolar, dan akan membantu 20 negara berkembang mempersiapkan diri mereka mengikuti skema jangka panjang nanti seperti REDD - reduksi emisi dari penggundulan dan kerusakan hutan. Sementara itu Mekanisme Pendanaan Karbon ditargetkan mencapai dana 200 juta dolar, dan digunakan untuk mendanai proyek-proyek perdana REDD.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007