Nusa Dua (ANTARA News) - Pemerintah RI dan Norwegia sepakat mengembangkan kerjasama di bidang kehutanan, kata jurubicara kepresidenan Dino Patti Djalal seusai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan PM Norwegia Jens Stoltenberg di Hotel Intercontinental, Bali, Kamis. "Tahun 2008 adalah tahun kehutanan bagi Norwegia. Negara tersebut akan banyak memberikan bantuan kepada negara berkembang soal kehutanan," katanya. Menurut Dino, ada dua hal yang disepakati dalam pertemuan itu. Pertama, masalah kehutanan harus lebih integral dimasukkan ke dalam kesepakatan baru pasca-Protokol Kyoto. "Protokol Kyoto agak lemah mengenai masalah kehutanan maka ini harus lebih pas, lebih adil, dan lebih memadai memasukkan aspek kehutanan," ujarnya. Kedua, Norwegia sepakat untuk mendukung program pengurangan emisi dari hutan gundul dan hutan rusak (REDD/Reducing Emission from Deforestasi and Degradation) Indonesia. "Presiden akan menugaskan pejabat tinggi masing-masing departemen untuk kelanjutan kerjasama ini," katanya. Menurut Dino, ada satu hal yang cukup nyata di bidang energi bersih yaitu kerjasama di bidang penangkapan dan penyimpanan karbon ("carbon capture storage/ccs"). Dino menjelaskan bagaimana karbon yang dilepaskan dari kilang minyak dapat dicairkan dan dimasukkan kembali ke dalam tanah. "Itu teknologi yang sangat baru, jarang sekali ada yang punya tapi Norwegia terdepan dalam hal ini. Beberapa orang Pertamina sudah ke Norwegia untuk mempelajari itu," katanya. Disebutkan pula bahwa dalam pertemuan selama 20 menit itu kedua kepala negara sepakat untuk melanjutkan inisiatif dialog antar media yang putaran ketiganya akan digelar di Indonesia.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007