Nusa Dua (ANTARA News) - Berbagai upaya menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) bisa membawa manfaat ganda, karena selain melindungi lingkungan hidup secara global, aksi reduksi juga dapat mengembangkan ekonomi negara-negara berkembang, kata Presiden Bank Dunia Robert B. Zoellick, di sela-sela Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC). Ia menegaskan bahwa fenomena perubahan iklim adalah tantangan buat pembangunan, ekonomi, dan investasi. "Perubahan iklim membawa peluang ekonomi sekaligus transformasi sosial yang kemudian dapat mengembangkan proses globalisasi yang merata dan berkesinambungan. Itu sebabnya penanganan perubahan iklim adalah pilar penting bagi agenda pembangunan," ujarnya menjelaskan. Zoellick memaparkan pihaknya akan mengembangkan program adaptasi dan mitigasi di negara-negara berkembang. "Kami yakin kami bisa membantu negara berkembang melakukan aksi penanganan berubahnya iklim - lewat adaptasi dan mitigasi - berdasarkan strategi pertumbuhan mereka sendiri, yang termasuk di dalamnya rencana pembangunan energi, kehutanan, pertanian, dan penggunaan lahan," katanya. Salah satu sinyal kuat dukungan Bank Dunia untuk program adaptasi dan mitigasi perubahan iklim adalah pembentukan Dana Kemitraan Karbon Hutan (FCPF/Forest Carbon Partnership Facility), yang peluncurannya dilakukan Selasa (11/12). Zoellick menekankan FCPF bertujuan mencegah penggundulan hutan - yang emisi karbonnya menyumbang 20 persen emisi global - dengan cara memberikan insentif kepada negara-negara yang berhasil melestarikan hutannya. "FCPF adalah sinyal bahwa dunia peduli akan nilai global hutan dan siap untuk membayarnya," kata Zoellick. "(Program) ini bisa menawarkan opsi perubahan sektor ekonomi buat banyak penduduk yang menggantungkan hidupnya ke sumber daya hutan. Sekarang hutan mulai dihargai bila dilestarikan, bukan cuma ketika sumber dayanya dipanen oleh manusia," katanya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007