Yogyakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetiantono memprediksikan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 masih sama dengan pertumbuhan pada 2007 yang besarnya 6,3 persen, Di depan peserta Workshop Wartawan Ekonomi Yogyakarta 2007 yang diselenggarakan Bank Indonesia (BI) Yogyakarta, Minggu, ia mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar itu belum mampu mengurangi tingkat pengangguran karena daya serap tenaga kerja sangat rendah. Kata dia, kondisi seperti itu akan menjadi masalah, apalagi pertumbuhan ekonomi pada 2007 karena didorong sektor nontradeble seperti sektor perbankan dan keuangan. Selain itu, meski sektor industri juga naik, tetapi faktor teknologi tinggi menjadikan penyerapan terhadap tenaga kerja rendah. Ia menyebut contoh industri telekomunikasi yang kini maju pesat, tetapi karena merupakan industri padat teknologi, maka tingkat penyerapan tenaga kerja rendah, bahkan sejumlah operator telekomunikasi justru mengurangi tenaga kerjanya. Menurut dia, salah satu upaya untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja adalah dengan pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Karena itu, pemerintah perlu memberikan pembinaan kepada sektor usaha tersebut. "Pihak perbankan mestinya memberikan mediasi kepada mereka, apalagi kredit mikro lebih banyak mendatangkan keuntungan bagi perbankan, karena banyaknya UMKM yang memanfaatkan kredit perbankan," katanya. Mengenai BI rate, ia tidak setuju jika Bank Indonesia tetap mempertahankan BI rate pada angka 8,5 persen, karena angka itu dinilai masih terlalu tinggi untuk bisa menggerakkan sektor riil. "Alasan BI mematok angka sebesar itu dasarnya apa, saya tidak tahu. Seharusnya BI rate turun agar sektor riil bisa berkembang dan tumbuh dengan baik. Kemudian angka ideal BI rate turun menjadi 7,5 sampai 7,75 persen. Dengan angka sebesar itu, diharapkan LDR bisa di atas 70 persen," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007