Magelang (ANTARA News) - Ritual air tujuh gunung menandai pentas kesenian tutup tahun 2007 di Alun-Alun Kota Magelang, Jawa Tengah, Selasa. Seniman pengelola Padepokan Redi Tengis Kota Magelang, Ardhi Gunawan, memimpin ritual itu diikuti beberapa seniman setempat lainnya dengan mengenakan pakaian petani Jawa dan bertutup kepala "iket". Saat berlangsung ritual dengan ditonton ratusan warga setempat itu, Ardhi terlihat memainkan cemetinya dan melakukan gerakan teatrikal diikuti seniman lainnya, Ki Ipang, yang membawa air di dalam kendi. Sejumlah seniman lain mengikuti gerakan teatrikal yang diiring tabuhan gamelan dari panggung terbuka di bawah rimbun daun beringin di kawasan utara Alun-Alun Kota Magelang itu. Mereka terlihat mengusung tampah dan menaburkan bunga mawar berwarna merah dan putih. Mereka berjalan di sekitar kerumunan warga yang menyaksikan ritual tersebut. Air tujuh gunung, katanya, simbol kemakmuran masyarakat Magelang yang dikelilingi tujuh gunung yakni Tidar, Merapi, Merbabu, Andong, Menoreh, Sumbing, dan Sindoro. "Ini ungkapan syukur atas Magelang yang makmur sepanjang tahun ini, tetapi juga permohonan kepada Tuhan agar pelaku pemerintah dan masyarakat mendapat kebersihan, kekuatan lahir dan batin pada tahun depan," katanya. Pentas ritual itu, katanya, juga ungkapan permohonan agar kehidupan masyarakat selama tahun 2008 selalu terbebas dari aura kejahatan dan Kota Magelang memiliki pamor di antara kota-kota lainnya. Pentas seni tutup tahun 2007 juga ditandai dengan pergelaran kesenian tradisonal masyarakat Magelang seperti tarian Bambangan Cakil, Yakso Dewo, jatilan, Wanoro Kukilo, Goh Muko, dan orasi budaya. Wali Kota Magelang, Fahriyanto dalam sambutan tertulis dibacakan Asisten Administrasi Pemerintahan Sekda Kota Magelang, Aziz Agus Suryanto mengatakan, seni budaya sebagai sarana penting menguatkan semangat persatuan dan kesatuan hidup masyarakat. "Kita kaya dengan seni dan tradisi adiluhung, itu talenta kita, generasi muda harus melestarikan dan mengembangkan," katanya. Ia menyebut ironi jika bangsa lain mendaku karya seni dan budaya Bangsa Indonesia. Seni dan budaya sebagai wujud eksistensi kuat Bangsa Indonesia. "Era globalisasi banyak nilai luar yang tidak sesuai masuk ke Indonesia, seni dan budaya bangsa menjadi kekuatan untuk menyaring nilai-nilai luar yang tidak sesuai dengan nilai budaya bangsa kita," katanya.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007