Bandung (ANTARA News) - Biopsi (operasi pemotongan kutil raksasa) tahap pertama pada kedua belah telapak tangan Dede (38) si "manusia akar" memakan waktu empat jam, di ruang bedah khusus Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Selasa, oleh enam dokter spesialis bedah plastik, spesialis ortopedi serta spesialis anastesi. Menurut Koordinatior tim operasi "manusia akar", dr Hardi Siswo Sujana, semula pihaknya memprediksi biopsi yang dilakukan memakan waktu tiga jam, namun karena banyaknya pendarahan pasca biopsi perkiraannya itu meleset sekitar satu jam. "Pasca biopsi ternyata banyak darah yang keluar dari ujung kulit, terutama pada bagian pertumbuhan kutil raksasa yang menyerupai tanduk itu," kata Hardi menjelaskan. Setelah dibiopsi, saat ini Dede berbaring di ruangan khusus pemulihan pasca operasi dengan kondisi yang stabil, dan tidak memerlukan transfusi darah dengan kedua belah telapak tangannya terbungkus kain steril anti septik. Hardi mengatakan, dalam jangka waktu tujuh hari ke depan luka sayatan bekas biopsi itu dipastikan akan mengering. Direncanakan pada minggu pertama awal tahun depan, pihaknya akan melakukan biopsi tahap kedua, pada kedua telapak kaki si "manusia akar" itu. Semula Tim Khusus (Timsus) RSHS yang menangani proses penyembuhan manusia akar itu, membagi empat tahapan biopsi yang meliputi biopsi pada kedua telapak tangan, biopsi pada kedua lengan, biopsi pada telapak kaki serta biopsi pada pengulangan pada bagian tubuh serta kulit muka Dede. Ternyata dipastikan bahwa operasi yang dilakukan Timsus RSHS itu akan memakan proses lebih dari empat tahapan. "Mempelajari biopsi tahap pertama ini, kemungkinan besar prosesnya akan melebihi empat tahapan," kata Siswo menandaskan. Penyakit aneh yang dialami oleh warga Cililin Kabupaten Bandung Barat (KBB) itu, berdasar diagnosa sementara diakibatkan `human pavilloma virus-2` (hpv-2), dan pertumbuhan kutil yang membesar itu diduga akibat lemahnya kondisi anti bodi di dalam tubuh "manusia akar" itu. Menyinggung kemungkinan pemberian kapsul asetetrin, Kepala Timsus RSHS, dr Rachmat Dinata, menegaskan bahwa hingga saat ini pihaknya belum memberikan kapsul tersebut karena Dede mengalami sedikit gangguan pada bagian livernya. Pemberian kapsul tersebut, diprediksi mampu menghambat `hpv-2` sebagai penyebab pertumbuhan kutil raksasa itu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007