Jenewa (ANTARA News) - Sekitar 1.800 orang atau 300 keluarga meninggalkan rumah mereka di Irak utara pada ahir pekan lalu sesudah desa mereka dibomi jet tempur Turki, kata badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa UNHCR hari Selasa. Badan itu menyatakan banyak orang pergi dengan tangan kosong sesudah serangan udara atas sepuluh desa di daerah Sangasar di propinsi Sulaymaniah dan Doli Shahidan di propinsi Erbil, 100 kilometer di wilayah Irak, tersebut. Tentara Turki pada Minggu menyerang markasbesar dan pangkalan Partai Pekerja Kurdi (PKK) terlarang. Satu wanita dilaporkan tewas dan beberapa orang luka, kata UNHCR. Pemimpin desa memberitahu UNHCR bahwa enam jembatan hancur dan sekitar 200 ternak binasa. UNHCR membagikan bantuan darurat kepada pengungsi itu sesudah Pemerintah Daerah Kurdistan secara resmi meminta pertolongan. Badan dunia itu melaporkan terjadi serangan lanjutan pada Senin di daerah Sangasar Pishdar, mengakibatkan lebih banyak pengungsian. Presiden Irak dari daerah Kurdi Masud Barzani mengecam Turki, dengan menyatakan "tentara Turki melakukan kejahatan sangat buruk terhadap penduduk tidak berdosa dan melanggar kedaulatan Irak". Sementara itu, pada Selasa, ratusan tentara Turki, dalam melawan pemberontak Kurdi, bergerak masuk wilayah Irak, kata pejabat Kurdi. Turki, Amerika Serikat dan Eropa Bersatu menyatakan PKK kelompok teroris. Pemberontak itu bertempur berdasawarsa bagi kemerdekaan Kurdi di Turki selatan. Dari Sulaimaniya, Irak, dikabarkan bahwa pemerintah daerah semi-mandiri Kurdi Irak mengutuk serangan menyeberang tapal batas tentara Turki pada Selasa. "Kami mengutuk serangan itu. Turki ingin mengalihkan masalah ke wilayah Kurdistan Irak," kata Fouad Hussein, kepala kantor wilayah Kurdi Presiden Mahmoud Barzani kepada DPA.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007