Waashington (ANTARA News) - Jurubicara Gedung Putih, Dana Perino, menyatakan, Selasa, demokrasi akan "segera" tiba di Kuba. Pernyataan itu disampaikannya sehari setelah pemimpin Kuba yang sakit Fidel Castro mengatakan dalam sepucuk surat yang dibacakan di televisi di negara itu bahwa ia tidak akan mempertahankan jabatannya. "Itu surat yang menarik. Sulit untuk mengerti apa yang sedang dikatakannya atau apa yang dimaksudkannya. Karena itu bukan hal yang luar biasa, maka kami akan terus bekerja bagi demokrasi di pulau itu dan kami yakin bahwa hari itu akan segera tiba," kata Perino, seperti dilaporkan AFP. Castro menyulut spekulasi mengenai masa depan politiknya dalam pesan yang dibacakan di televisi Kuba dimana ia juga mengatakan tidak akan merintangi bangkitnya sebuah generasi baru pemimpin. "Tugas pokok saya bukan mempertahankan kekuasaan, juga tidak merintangi bangkitnya orang-orang yang jauh lebih muda, namun menyampaikan pengalaman dan gagasan dengan nilai-nilai sederhana yang timbul dari era luar biasa dimana saya hidup," kata Castro, yang meninggalkan kursi presiden Kuba "untuk sementara waktu" hampir 17 bulan lalu setelah menjalani operasi. Castro (81) tampaknya mengisyaratkan dalam suratnya bahwa ia akan meninggalkan kepemimpinan tinggi Kuba kepada saudaranya, Raul Castro (76), yang menjadi pemimpin sementara negara itu sejak 31 Juli 2006. Castro tidak terlihat di depan umum selain di televisi sejak operasi itu, namun pandangan-pandangan mingguannya mengenai permasalahan global diterbitkan di surat-surat kabar Kuba sejak Maret. Pertanyaan-pertanyaan tentang masa depan politiknya timbul setelah ia diunggulkan sebagai calon untuk Majelis Nasional sebelumnya bulan ini, yang akan membuatnya bisa dipilih lagi secara resmi sebagai presiden jika ia terpilih menjadi anggota dewan itu pada Januari. (*)

Pewarta: muhaj
COPYRIGHT © ANTARA 2007