Jakarta (ANTARA News) - Ketua Majelis Ulama Indonesia , KH Cholil Ridwan mengatakan pihaknya tidak membenarkan kekerasan terhadap para pengikut Ahmadiyah. "Islam tidak mengajarkan kekerasan," katanya seusai Sholat Idul Adha di Gedung DDI, Rabu, menanggapi banyaknya kekerasan yang terhadap para jamaah Ahmadiyah. Untuk mengantisipasi akan terjadinya kekerasan lagi, menurut dia, negara perlu bertindak dengan membubarkan jamaah Ahmadiyah. "Kekerasan mungkin terjadi karena negara tidak segera bertindak," katanya. Menurut dia tindakan anarki tersebut karena Ahmadiyah tetap nekat membawa nama Islam meski telah dinyatakan sesat. "Bila ia menanggalkan baju mengakui Mirza Gulam Ahmad sebagai nabi atau mujadid dan meninggalkan Islam Jamah dan karakteristik aneh yang tidak sesuai syariat maka bisa kita terima," katanya. Namun menurut dia, bila Ahmadiyah tetap mempertahankan ajarannya sebaiknya Ahmadiyah keluar dari Islam dan tidak membawa nama Islam. "Menjadi agama sendiri tidak tekait dengan Islam, seperti agama Kong hucu misalnya, jadi umat Islam tidak merasa dihinakan," katanya. Bila hal ini dilakukan menurut dia, pihaknya akan menghormati seperti agama lainnya. "Seperti Ajaran Al-Qur`an, Lakum Dinukum Waliyadin, bagimu agamamu dan bagiku agamaku," katanya. Sebelumnya, sebanyak 14 rumah dan satu Mushola Al Hidayah milik Jemaah Ahmadiyah di Desa Manis Lor, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, rusak ringan dan berat setelah diserang kelompok ormas Islam Kuningan yang tergabung dalam Kompak (Koalisi Muslim Kabupaten Kuningan), Selasa siang sekitar pukul 13.00 WIB. (*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007