Jakarta (ANTARA) - Pembangunan moda transportasi Light Rail Transit (LRT) Jakarta sudah hampir mencapai 100 persen dalam segala aspek sehingga dinyatakan telah siap untuk beroperasi dalam waktu dekat.

“Sejauh ini mainline dan lima stasiun sudah selesai 100 persen dan untuk depo sudah 99 persen,” kata Direktur Proyek LRT Jakarta Iwan Takwi saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Lima stasiun tersebut, yaitu stasiun yang dibangun terbentang dari Boulevard Utara depan Mall Kelapa Gading, Boulevard Selatan ke Pulomas, Stasiun Pulomas, Stasiun Equistrian atau Pacuan Kuda, sampai Stasiun Velodrom.

Iwan melanjutkan, saat ini pihaknya sedang melakukan persiapan lanjutan seperti pengujian terhadap fungsi dari beberapa fasilitas yang telah rampung.

“Itu untuk memastikan semua bekerja dengan baik,” katanya.

Selain itu, uji coba terhadap sarana dan prasarana untuk mengejar target pengoperasian LRT yang rencananya akan dimulai dalam beberapa waktu ke depan juga menjadi salah satu aspek penting, terutama untuk keselamatan calon penumpang.

“Terutama sistem dan integrasinya, persiapan yang dilakukan adalah dengan trial run dan pengecekan secara general,” kata Iwan.

Iwan menegaskan bahwa keseluruhan LRT Jakarta sudah siap beroperasi dan digunakan oleh masyarakat umum.

“Semua sudah siap sambil kami melakukan trial terhadap semua sistem yang ada terutama sistem tiketing,” ujar Iwan.

Corporate Communication PT LRT Jakarta Melisa Suciati menyampaikan bahwa pihaknya telah mempersiapkan secara maksimal mulai dari SDM yang harus bisa membiasakan diri di lapangan sampai pada aspek kereta, jalur, hingga sistemnya.

“Siap karena keretanya sudah ada dan tersertifikasi, SDM-nya juga sudah ada dan sudah tersertifikasi, jalurnya sudah siap maksudnya secara listrik dan sistemnya sudah ada, serta stasiunnya,” kata Melisa.
Baca juga: Persyaratan teknis rampung, LRT Jakarta siap dioperasikan
Baca juga: Operasional LRT Jakarta tunggu arahan Pemprov DKI
Baca juga: Transportasi massal berkontribusi kurangi polusi DKI Jakarta

Pewarta: Taufik Ridwan dan Astrid Faidlatul
Editor: Sri Muryono
COPYRIGHT © ANTARA 2019