Tikrit (ANTARA News) - Seorang pelaku bom bunuh diri menabrakkan truk pick-up ke sebuah truk bermuatan tabung-tabung gas untuk memasak yang sedang diparkir di dekat satu kantor pemeriksaan militer Irak, Selasa, dan menewaskan sedikitnya 25 orang, kata para petugas keamanan setempat. Sebanyak 85 orang lainnya juga cedera dalam serangan di pos pemeriksaan di luar kita utara Baiji, yang dijaga oleh beberapa tentara dan anggota kelompok lokal yang bertentangan dengan Al Qaeda, kata seorang pejabat dari pusat koordinasi keamanan bersama Irak-Amerika Serikat di Tikrit. Pejabat tersebut mengatakan pelaku pemboman menabrak sebuah truk bermuatan penuh tabung-tabung gas untuk memasak. Seorang petugas medis dari rumahsakit Baiji membenarkan adanya serangan itu. Pejabat keamanan mengatakan, pemboman terjadi sekitar pukul 09:30 waktu setempat di suatu daerah yang disebut Al-Ghaz di luar Baiji dan dekat dengan pabrik pengolahan minyak di mana produksinya didistribusikan ke seluruh Irak. Dalam beberapa bulan terakhir para pemberontak semakin meningkatkan serangan-serangannya di Irak utara, setelah mendesak wilayah barat dan tengah negara itu menyusul serangkaian serangan militer. Pasukan AS dan Irak belum lama terlibat dalam serangan militer besar-besaran di provinsi utara Salaheddin yang termasuk Baiji - Nineveh dan Kirkuk. Serangan terakhir membangkitkan Al Qaeda kembali berperang melawan sejumlah kelompok yang menjamur di seluruh Irak yang menentangnya. Sekitar 80.000 warga Arab Sunni bekas pemberontak dan berperang melawan militer AS bersama Al Qaeda sekarang kembali ke dalam kelompok Islam itu dan beberapa kali muncul di wilayah-wilayah Sunni di Irak. Al Qaeda di Irak telah berjanji akan melancarkan serangan-serangan terhadap kelompok-kelompok semacam Al-Sahwa dalam rangka menarik mereka kembali ke dalam pemberontakan anti Amerika. Miiliter AS membayar sekitar 300 dolar bagi setiap anggota Al Sahwa, yang menjadi satu faktor penting bagi berkurangnya aksi kekerasan di seluruh Irak pada beberapa bulan yang lalu, demikian laporan AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007