Magelang (ANTARA News) - Perayaan natalan umat petani lereng Gunung Merapi Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa, mengambil momentum masyarakat untuk membangun komitmen bagi pelestarian lingkungan alam setempat. "Pada kesempatan baik ini kami mengajak masyarakat melestarikan alam, selamatkan alam supaya selamat hidup kita. Secara regulasi saya mendukung kalau dibuat perdes (peraturan desa) untuk pelestarian alam," kata Kepala Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Yatin, saat dialog petani di tengah misa natal itu di halaman pekarangan rumah penduduk setempat, di Magelang, Selasa. Dialog menghadirkan sejumlah pembicara dari umat lintasagama dan pegiat lingkungan terutama di kawasan Merapi dengan moderator pegiat Ikatan Pemuda Pelajar Nahdlatul Ulama (IPPNU) setempat, Sodiq Asnawi. Yatin mengatakan, sekitar 15 tahun lalu di kawasan Merapi masih banyak dan beraneka ragam kayu hutan, semak belukar, rerumputan dengan berbagai jenis binatang seperti burung, monyet, harimau, dan ular. Tetapi, kata dia, keanekaragaman penghuni kawasan itu sekarang telah hilang karena ulah manusia yang hanya mementingkan kebutuhan sesaat. "Kita kehilangan berkah Merapi karena ulah manusia, padahal Tuhan menciptakan alam dan isinya itu ada artinya," katanya. Perdes pelestarian alam antara lain menyangkut larangan menembak binatang, mencari ikan dengan setrum, dan penebangan pohon sembarangan. Surawi pegiat komunitas petani Merapi menyatakan dukungannya untuk upaya pelestarian lingkungan melalui perdes. Sikap rakus manusia telah mengakibatkan ketidakseimbangan lingkungan hidup. "Manusia telah rakus mencari uang dengan segala cara, mengeksploitasi alam itu membahayakan, merusak," katanya. Ia juga menyatakan perlunya petani semakin menyadari untuk mengurangi penggunaan obat-obatan kimia untuk pertanian karena tidak akrab dengan lingkungan. Pola pikir petani, katanya, harus berubah yakni sambil mengolah pertanian juga melestarikan lingkungan hidup. Suraji, pegiat lingkungan dari Desa Keningar, Kecamatan Dukun menyatakan setuju adanya perdes pelestarian lingkungan karena kondisi kawasan Merapi yang sudah rusak. "Pupuk kimia harus dikurangi dan diperbanyak pupuk kandang supaya alam menjadi lestari. Sadar bertani sadar Merapi," katanya. Rohaniwan katolik Gereja Paroki Santa Maria Lourdes Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Romo V. Kirjito Pr., mengatakan, generasi muda Merapi menjadi harapan upaya-upaya pelestarian lingkungan kawasan itu. "Yang punya masa depan adalah anak-anak dan pemuda, mereka yang bisa memperbaiki lingkungan Merapi, kalau orang tua merusak maka yang muda jangan ikut-ikutan merusak," katanya. Pada kesempatan itu Kirjito mengajak generasi muda untuk mencintai binatang baik yang berguna untuk membantu pertanian maupun hama karena sama-sama sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Orang tua juga harus mendidik anak-anak untuk menyayangi binatang, kata Kirjito. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007