Banjarmasin (ANTARA News) - Kapal Kumala dari Surabaya tujuan Banjarmasin yang seharusnya berangkat pada Selasa, (25/12) membatalkan pelayaran akibat tingginya gelombang laut Jawa yang mencapai 4-6 meter. Kepala Administrator Pelabuhan (Adpel) Trisakti Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel) Capt Sufrisman Djaffar, Rabu, mengungkapkan, diperkirakan mulai hari ini hingga besok tidak ada kapal jenis Roro yang datang ke Banjarmasin, akibat gelombang laut yang cukup tinggi. Menurutnya, Kapal Kumala yang pada Selasa, sempat melakukan pelayaran, terpaksa kembali ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, karena gelombang sangat berbahaya. "Gelombang saat ini berada pada posisi sangat membahayakan bagi pelayaran, sehingga diperkirakan dalam dua hari terakhir tidak akan ada kapal yang datang maupun pergi dari Pelabuhan Trisakti," katanya. Bukan hanya kapal jenis Roro yang hari ini tidak datang, kapal tanker yang mengangkut BBM maupun kapal Cargo hingga siang juga belum ada yang berlabuh. "Sampai saat ini, tanker maupun kapal cargo juga belum ada yang datang, belum ada informasi secara pasti, apakah mereka juga tidak berani melakukan pelayaran atau karena ada alasan lain," katanya. Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, katanya, Adpel telah menyebarkan surat edaran kepada seluruh perusahaan pelayaran yang menyatakan bahwa saat ini gelombang mencapai 4-6 meter, sehingga sangat berbahaya bagi pelayaran. Dalam surat tersebut juga diberikan peringatan agar seluruh kapal yang tetap ingin melakukan pelayaran harus memenuhi syarat-syarat pelayaran, baik perlengkapan perangkat pengamanan kapal dan penumpang. Selain itu harus selalu memantau informasi perkembangan cuaca, dan bertindak sesuai dengan standar keselamatan pelayaran. Tidak kalah penting, yaitu mengikat dengan kuat seluruh barang bawaan kapal mengingat selain gelombang tinggi kecepatan angin juga sangat tinggi. "Adpel tidak memiliki kewenangan untuk menahan kapal agar tidak berlayar, kecuali memberikan peringatan bahwa gelombang tinggi dan sangat berbahaya bagi pelayaran," katanya. Sufrisman mengaku, hingga kini belum ada informasi pasti sampai kapan gelombang tinggi tersebut akan terjadi. "Kita tidak bisa memastikan kapan cuaca buruk akan berakhir, namun yang pasti setiap perkembangan cuaca langsung kita informasikan ke perusahaan pelayaran," tambah Sufrisman Djaffar.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007