Bengkulu (ANTARA News) - Komandan Korem 041 Garuda Emas Bengkulu, Kol Inf Tarwin, menilai pengungsian besar-besaran menjelang 23 Desember 2007, terindikasi memang ada pengerahan dari kalangan intelektual. "Indikasi itu terlihat, ketika saya bersama Gubernur Bengkulu Agusrin Maryono Najamuddin dan Kapolda Brigjen Pol Soedibyo mengungjungi para pengungsi di Kabupaten Muko Muko," katanya di Bengkulu, Rabu. Saat romobongan sampai, beberapa pengungsi langsung menghampiri gubernur dan menanyakan apakah gempa dan tsunami akan datang atau tidak, dan ketika dijawab "tidak" oleh gubernur, pengungsi pun terlihat senang. "Ketika gubernur menjawab gempa dan tsunami itu tidak akan terjadi, banyak dari pengungsi langsung berucap `Alhamdulillah` seraya melakukan sujud syukur, dan ketika gubernur mememinta agar mereka kembali, mereka pun menyatakan kesiapannya," katanya. Dengan kondisi seperti itu, kata dia, maka dapat disimpulkan ada semacam pengerahan atau ajakan dari kalangan intelektual agar masyarakat mengungsi menjelang 23 Desember itu, dengan alasan khawatir ada gempa dan tsunami. Padahal, lanjut dia seharusnya pemerintah daerah dan kalangan intelektual mengetahui kalau itu hanya isu yang disebarkan oleh seorang dukung dari Brasil, Jucelino Nobrega da Luz. "Saya `melihat` banyak kalangan intelektual bahkan jajaran pejabat di daerah ini yang juga mempercayai isu itu, sehingga kemudian melakukan berbagai langkah antisipasi yang membuat masyarkat semakin ketakutan," katanya. Menurut dia, para pejabat memang berada di tempat menjelang 23 Desember itu, namun banyak diantaranya yang mengungsikan anak dan istrinya, jadi sebenarnya mereka juga terpengaruh dengan isu tersebut. Danrem berharap, situasi 23 Desember, dapat dijadikan pelajaran bagi pemerintah daerah dan kalangan intelektual setempat. Ke depan bila ada isu jangan terlalu di blow up. Menjelang 23 Desember, warga Bengkulu diliputi ketakutan akan adanya gempa dan tsunami, sehingga banyak diantaranya yang mengungsi. Menurut Gubernur Bengkulu Agusrin Maryono Najamuddin, hingga 22 Desember pukul 18.00 WIB tercatat 300 ribu warga yang mengungsi karena takut isu yang dilontarkan dukun Brasil itu terbukti.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007