Surabaya (ANTARA News) - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Blitar, Jatim kemarin, menyebabkan sebagian wilayah daerah itu dilanda banjir, bahkan jembatan Wonosari di Desa Semen, Kecamatan Gandusari terputus. Kabag Humas Pemkab Blitar, Sukamtono, di Blitar, Kamis, mengatakan, curah hujan tinggi telah menyebabkan banjir dan tanah longsor diantaranya di Kedungwungu, Kecamatan Binangun. Di daerah itu banjir mencapai 1,2 meter dan memutuskan jembatan Wonosari yang menghubungkan Sumbergondo, perkebunan Kalisari dan Sirah Kencong. Kedungwungu, Kecamatan Binangung, merupakan daerah yang berada di bantaran Kali Brantas, sedangkan jembatan Wonosari di Kecamatan Gandusari berada sekitar aliran Kalilekso. Genangan air tersebut saat ini sudah surut. Namun, dengan putusnya jembatan Wonosari maka waktu tempuh untuk menuju daerah-daerah sekitarnya yang biasanya hanya makan waktu sekitar lima menit, maka kini harus menempuh akses jalan lain dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Wakil Ketua Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Kabupaten Blitar itu mengatakan, hingga kini belum diketahui nilai kerugian akibat bencana banjir dan tanah longsor tersebut. Tapi, guna membantu warga yang terkena dampak banjir dan tanah longsor, Satlak PBP Kabupaten Blitar telah menerjunkan sejumlah petugas, termasuk dari jajaran TNI. Lebih lanjut Sukamtono mengemukakan, ada sembilan dari 22 kecamatan di Kabupaten Blitar yang berpotensi rawan banjir dan tanah longsor. Kecamatan yang dinilai rawan banjir dan tanah longsor itu memiliki struktur tanah mudah mengurai jika terkena panas dan air karena rehabilitasi hutan yang tidak sempurna, sehingga rawan banjir dan tanah longsor. Kecamatan yang dinilai berpotensi rawan banjir dan tanah longsor itu meliputi Kecamatan Bakung, Wonotirto, Kesamben, Panggungrejo, Wates, Binangun, Selorejo, Gandusari dan Ndoko. Karena itu, Satlak PBP Kabupaten Blitar sejak 26 Desember 2007 mengimbau Muspika dan Kasi Linmas masing-masing desa meningkatkan kewaspadaan dalam memebntuk posko 24 jam di daerah rawan bencana.(*)

Pewarta: surya
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007