"Pasti ada (dampak), ya kerugian materil karena tidak bisa kirim barang. Kami belum menghitung berapa," kata Ade saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, dampak dari terhambatnya pengiriman barang tersebut adalah stok yang menumpuk di gudang, mengingat pengiriman barang dilakukan industri setiap hari.
Namun, kondisi tersebut diyakini hanya bersifat sementara, sehingga kerugian tidak akan terjadi berkepanjangan.
Ade berharap situasi semakin tertib dan aman, sehingga aktivitas industri dan perdagangan dapat kembali normal.
Industri tekstil dan pakaian jadi merupakan salah satu unggulan industri nasional yang pertumbuhannya paling tinggi hingga mencapai 18,98 persen pada triwulan I-2019.
Jumlah itu naik signifikan dibanding periode yang sama tahun lalu di angka 7,46 persen dan juga meningkat dari perolehan selama 2018 sebesar 8,73 persen.
Baca juga: Analis: IHSG bervariasi dan berpeluang menguat pasca-aksi massa 22 Mei
Baca juga: Analis: Kemungkinan rupiah lanjut melemah, ini alasannya
Baca juga: Pengamat: Industri dan perdagangan belum terpengaruh aksi massa
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2019