Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso menegaskan, netralitas TNI mutlak dilakukan untuk menjaga profesionalisme TNI sebagai alat pertahanan negara. "Untuk menghadapi pemilu, ini merupakan pengalaman kedua TNI," katanya, dalam wawancara khusus dengan LKBN ANTARA di Markas Besar TNI Angkatan Darat (TNI-AD) di Jakarta, Sabtu. Terkait itu, tambah dia, perlu dilakukan langkah antisipasi agar prajurit TNI tetap dapat menjaga netralitasnya, karena netralitas itu mutlak bagi aparat pertahanan sehingga bisa mendukung profesionalismenya. Langkah-langkah itu antara lain, mengeluarkan instruksi, perintah, beri jam (pengarahan) komandan untuk menjelaskan ke satuan bawah agar tetap netral menjelang dan selama pemilu berlangsung. Djoko mengatakan, saat bertugas di Yogyakarta dan Ambon, ia menekankan agar TNI menjaga netralitasnya dalam menghadapi permasalahan yang ada. Ternyata dengan sikap netral tersebut, TNI bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Tentang sanksi bagi prajurit yang tidak netral, Djoko mengatakan, aturan dan ketentuan terkait itu sudah ada sekaligus menjadi alat kontrol bagi prajurit agar tetap berdiri di semua golongan, tidak memihak pihak mana pun dalam pemilu. "Tentu akan kita proses sesuai aturan hukum yang berlaku, dan akan diproses di pengadilan, bagi anggota yang tidak bisa bersikap netral," ujarnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007