Wonogiri (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat penghargaan sebagai "Sesepuh Reog Indonesia" dari Paguyuban Reog Indonesia. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Ketua Paguyuban Reog Indonesia Begug Purnomosidi kepada Presiden, dalam kunjungan kerjanya di Wonogiri, Jateng, Sabtu. Dalam kunjungan kerja di Wonogiri ini, kedatangan presiden bersama ibu negara, Ani Yudhoyono, disambut oleh ratusan penari Reog Ratusan penari ini menampilkan tarian Bedoyo Mustiko Retno. Menurut Begug yang juga menjabat sebagai Bupati Wonogiri, tari Bedoyo Mustiko Retno merupakan tari yang menggambarkan salah satu upacara penolakan terhadap berbagai bencana agar tidak datang kembali. "Akhir-akhir ini banyak bencana alam yang datang, dengan tarian ini diharapkan bencana yang datang saat ini menjadi musibah yang terakhir dan tidak datang kembali," katanya. Sementara itu, presiden mengatakan, saat ini sudah terlihat niat baik masyarakat untuk tidak menyerah terhadap berbagai tantangan dan persoalan yang dihadapi. Berbagai bencana alam yang terjadi tidak hanya di Indoensia, namun juga di seluruh dunia, kata dia, merupakan salah satu dampak dari terjadinya perubahan iklim dan pemanasan global. "Perubahan iklim dan pemanasan global merupakan salah satu akibat dari kelalaian manusia di masa lalu," katanya. Bencana yang terjadi dari tahun ke tahun, skalanya selalu bertambah besar. Oleh karena itu, kata dia, tidak perlu lagi menyalahkan apa yang terjadi di masa lalu. Yang harus dilakukan saat ini, menurut dia, ialah merawat dan memperbaiki kembali hutan-hutan kita serta meningkatkan kepedulian kita terhadap lingkungan. Dalam kunjungannya di Wonogiri ini, Presiden juga menyempatkan diri untuk meresmikan sebuah `Rumah Pintar`.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007