Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Ekonomi Tony A Prasetiantono mengatakan pola inflasi yang masih tinggi, yaitu 6,59 persen, terutama diakibatkan oleh faktor musiman. "Faktor musiman masih menjadi masalah utama. Sedangkan daei sisi moneter jika kita lihat, meski BI telah menurunkan suku bunga acuannya, tidak banyak berdampak terhadap kenaikan inflasi," katanya. Pola itu, menurut dia, terlihat dari inflasi yang tinggi setiap terjadinya hari-hari besar dan tahun ajaran baru. Ia mengatakan, pola ini mirip dengan inflasi tahun 2006 yang mencapai 6,6 persen. "Jadi pola ini masih sama, kegiatan-kegiatan hari besar dan tahun ajaran baru masih menjadi kendala utama karena pemerintah kurang optimal dalam distribusi pada hari tersebut," katanya. Selain itu, ia menambahkan faktor inflasi juga dipengaruhi oleh distribusi yang terhambat bencana alam seperti banjir. Sementara itu, januari 2008, inflasi juga diperkirakan masih tetap tinggi. "Ini karena faktor iklim yang kurang baik," katanya. Ia mengatakan adanya beberapa daerah yang terkena banjir akan mempengaruhi pasokan, terutama bahan makanan. "Banjir yang melanda selain akan menghambat distribusi juga mengakibatkan pasokan berkurang untuk bahan makanan karena adanya sawah-sawah yang terendam," katanya. Untuk itu, menurut dia pemerintah diharapkan lebih mengantisipasi masalah pasokan, terutama untuk hari-hari besar. "Sedangkan untuk masalah iklim memang ada kesulitan, tapi untuk hari-hari besar dan tahun ajaran baru masih dapat dipersiapkan lebih dulu," katanya. Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, Rabu, realisasi inflasi pada 2007 sebesar 6,59 persen, sementara inflasi bulan Desember sendiri 1,10 persen. Angka ini berada di atas target inflasi pemerintah dalam APBNP 2007 yaitu 6 persen, namun sesuai dengan target BI yaitu 6 plus minus 1 persen, kata Deputi BPS Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Ali Rosidi di Jakarta. Menurut dia, tingginya inflasi pada Desember didorong oleh kenaikan harga-harga pada sektor bahan makanan sebesar 2,47 persen.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008