Naudero, Larkana (ANTARA News) - Komite Eksekutif Pusat dan Dewan Federal Partai Rakyat Pakistan, Rabu, mengadakan pertemuan di Rumah Bhutto di Naudero dan memutuskan untuk mengadakan "chehlum" (peringatan 40 hari meninggalnya) Benazir Bhutto pada 7 Februari. Acara doa tersebut akan diselenggarakan di seluruh kantor cabang partai terbesar itu maupun di Naudero, yang akan dihadiri Asif Ali Zardari, suami Benazir Bhutto. Asif Ali Zardari, dalam konferensi pers usai acara di Rumah Bhutto, mengemukakan pertemuan tersebut mengecam penundaan Pemilu, namun partainya akan turut serta dalam pemungutan suara dan tidak akan membiarkan penguasa kabur dari tanggung jawab. Dia mengundang semua teman maupun musuh partai itu untuk turut serta pada acara "chehlum" Benazir Bhutto. "Kami akan duduk bersama dan menyampaikan dukacita", kata Asif Zardari dalam jumpa pers, seperri dilaporkan AFP. Dia menyerukan kepada pihak berwenang agar tidak menangkap para simpatisan dan aktivis partai karena bencana yang merupakan buntut dari pembunuhan Benazir Bhutto itu bukan direncanakan partai melainkan ekspresi seketika sentimen orang yang berduka. Dia mengulangi tuntutan agar pemerintah mengundang suatu komisi yang disponsori PBB untuk menyelidiki pembunuhan Benazir Bhutto. Dia bertanya ada di mana Skotland Yard ketika Benazir Bhutto meminta badan penyelidik Inggris itu untuk mengusut serangan pertama yang terjadi padanya. Asif Zardari mengatakan bahwa jika Pemilu itu dicurangi, maka akibatnya akan ditanggung oleh para penguasa. "Kami tidak ingin berkonfrontasi karena mendiang Z.A. Bhutto dan Benazir Bhutto karena mereka telah mengajarkan untuk mencintai". Namun, dia mengatakan, penguasa seharusnya khawatir jika tiba hari di mana "hati rakyat meledak dan saya maupun partai ini tidak akan mampu mengendalikan mereka, padahal saat ini kita sudah kehilangan setengah negeri kita." Asif Zardari yang juga salah satu ketua partai tersebut mengatakan partainya pada Rabu memutuskan untuk mengirim delegasi ke luar negeri. Delegasi itu bertugas memberitahu serta menyakinkan negara-negara lain agar memperhatikan kehendak rakyat Pakistan dan bukan kehendak penguasa. Dia mengatakan akan tiba hari di mana rakyat akan meraih kejayaan dan memerintah negeri tersebut. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008