Depok (ANTARA News) - Maraknya tayangan infotainment di televisi-televisi swasta hanya merupakan upaya pengalihan perhatian publik dari berita-berita politik atau berita mengenai kebijakan pemerintah yang dinilai tidak populer di mata masyarakat. Demikian dikatakan Agus Maladi Irianto, usai dikukuhkan sebagai Doktor bidang Infotainment, di kampus FISIP-UI, Depok, Kamis. Agus meraih gelar doktor dari Departemen Antropologi, FISIP-UI dengan judul disertasi Kontestasi Kekuasaan Sajian Acara Televisi dengan Studi tentang Program Tayangan Infotainment. Menurut dia, ketika ada berita yang cenderung tidak berpihak kepada rakyat seperti kenaikan BBM, maka ada saja berita infotainment mengenai artis yang dibesar-besarkan. "Jadi masyarakat bisa lupa dengan apa yang terjadi, karena berita infotainment hanya untuk pengalihan saja," jelasnya. Lebih lanjut Agus mengatakan tayangan infotainment mempunyai pengaruh yang besar di masyarakat, karena jam tayang yang cukup banyak yaitu mencapai 15 jam per hari. Selain itu kata dia, pasca tayangan infotainment juga akan melibatkan kepentingan sejumlah institusi dan individu, seperti Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang mengatasnamakan institusi independen bentukan negara untuk memantau isi penyiaran sejumlah stasiun televisi. Bahkan mendapat reaksi dari sejumlah institusi seperti parpol, ormas, organisasi keagamaan, atau lainnya. Dari sinilah proses tarik menarik kepentingan baik politik, ekonomi, maupun kepentingan yang lain, diantara para pelaku yang memproduksi dan merespon sajian acara televisi akan terlihat. "Proses tarik-menarik kepentingan tersebut bisa berbentuk kerjasama atau bahkan berupa konflik. Ini juga akan membentuk politik informasi media televisi," jelasnya. Namun kata dia, program tayangan infotainment menjadi salah satu acara yang mampu mengakomodasi tuntutan industri televisi. Biaya proses produksi infotainment di televisi lebih murah dibandingkan dengan jenis produksi lainnya, seperti pembuatan sinetron. "Ini yang membuat tayangan infotainment marak di televisi," jelasnya. Selain biaya produksi yang murah, sajian infotainment oleh para pemasang iklan diasumsikan mempunyai penonton yang jelas. Dengan segmentasi penonton yang jelas itulah, maka para pemasang iklan akan lebih terpikat untuk memasang iklan. "Ini menjadikan infotainment industri yang menarik," katanya. Menanggapi hal tersebut, Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Tayangan Infotainment Cek and Ricek, H Ilham Bintang mengatakan selama ini tayangan infotainment tidak pernah terlibat dalam masalah politik ataupun pengalihan pemberitaan. "Kami sangat independen dalam menayangkan infotainment, tidak ada campur tangan siapapun," katanya. Ia mengatakan jika ada artis yang ditayangkan infotainment dan ramai dibicarakan masyarakat, sehingga menjadi pembicaraan dimana-mana maka itu tidak ada hubungannya dengan pengalihan pemberitaan. "Kami hanya memberikan berita yang menghibur kepada para pemirsa untuk mengendurkan urat syaraf," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008