Jakarta (ANTARA News) - Dirut Perum Bulog Mustafa Abubakar mengatakan pemerintah tetap menjaga dan mengendalikan harga beras demi mengurangi dampak inflasi ke depan. "Pemerintah berjaga-jaga supaya harga beras betul-betul dapat dikendalikan, sama halnya yang dilakukan saat bulan puasa, maupun Lebaran," kata Mustafa, usai Rapat Terbatas dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Kantor Presiden, Jumat. Sejumlah kalangan mengkhawatirkan bencana banjir dan longsor di sejumlah daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah mengakibatkan harga kebutuhan pokok terutama beras melonjak tajam, yang akhirnya berdampak pada inflasi tinggi. Mustafa mengakui, selama musim banjir di sejumlah lokasi persediaan beras agak terganggu karena adanya faktor distribusi, yaitu perdagangan antarpulau tidak berjalan. "Namun secara nasional persediaan pangan mencukupi hingga empat bulan ke atas sehingga tidak terlalu dikhawatirkan," katanya. Menurut dia, salah satu langkah yang dilakukan pemerintah adalah melipatgandakan operasional beras Bulog, dan mempercepat penyaluran Raskin 2008. "Raskin tahun 2008 diperuntukkan bagi 19,1 juta keluar. Dimana setiap bulan digelontorkan sekitar 191.000 ton," ujarnya. Ia menuturkan, pada Desember 2007 pengaruh beras terhadap inflasi mencapai 0,17 persen, lebih rendah dibanding Desember 2006 yang mencapai 0,49 persen. "Memang setiap bulan Desember ada faktor psikologis siklus tahunan dan musim paceklok ditambah isu harga membubung tinggi. Namun karena stok di lapangan tidak kurang maka tidak terlalu berpengaruh terutama memasuki awal tahun berikutnya," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008