Jakarta (ANTARA) - Ketika Afrika Selatan kembali tampil di pentas sepak bola internasional putri setelah bergabung kembali dalam komunitas sepak bola global pada 1993, tim putri Afsel ketika itu dimotori pemain tengah bertubuh mungil Desiree Ellis yang membawa negaranya menghirup udara segar sepak bola putri.

Sekarang, 26 tahun kemudian, Ellis sudah berganti peran sebagai pelatih dan kembali memikul beban untuk membawa timnya ke era baru, yaitu saat mengawali debut di Piala Dunia Putri 2019 di Perancis.

Ellis akhirnya sukses membawa Afsel lolos ke Perancis setelah jatuh bangun dalam perjuangan di babak kualifikasi.

Di Perancis, Afsel berada di Grup B dan akan menghadapi perjuangan berat karena sudah menanti tim-tim tangguh, yaitu Jerman, Spanyol dan China. Namun Ellis mengingatkan siapa pun bahwa tidak ada yang bisa meremehkan perjuangan mereka.

"Grup ini sangat ketat, tapi kami cukup percaya diri. Jika Anda mempunyai rasa percaya diri, maka akan terbangun tim yang tangguh," kata Ellis.

Ellis menegaskan bahwa ia sangat percaya terhadap kemampuan para pemainya dan itu dibuktikan ketika ia menyaksikan perkembangan mereka saat berlatih di pemusatan latihan.

"Para pemain cukup kompak sebagai tim dan sudah membuat keputusan mengenai apa yang harus dilakukan, jadi saya hanya cukup mengawasi saat sesi latihan," katanya.

Sebagai pelatih, Ellis tidak hanya duduk diam. Ia tanpa kenal lelah membuat perencanaan dan persiapan, tapi tetap memberi kepercayaan dan kebebasan kepada pemain untuk mengembangkan diri dengan penuh rasa tanggung jawab.

"Bagi saya, yang penting adalah pemain, karena ini adalah pentas mereka untuk bersinar. Mereka sudah menyadari tugas yang harus dipikul. Inilah peluang terbaik bagi mereka," kata Ellis.

"Kami sekarang sudah berada di Piala Dunia dan kami akan membuktikan mengapa kami panas berada di sana," katanya menambahkan.

Afrika Selatan akan berhadapan dengan Norwegia pada pertandingan terakhir persahabatan Minggu depan.

Baca juga: Argentina siap coba peruntungan di Piala Dunia Putri 2019
 

Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2019