Jayapura (ANTARA) - Sebanyak 718 personel Polri di lingkungan Polda Papua disiagakan dalam rangka Operasi Ketupat Matoa 2019, termasuk 588 personel yang saat ini bertugas di polres-polres.

Banyaknya personel yang disiagakan itu ditandai dalam upacara gelar pasukan yang dilaksanakan, Selasa dipimpin Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal di lapangan Mako Brimob di Kotaraja, Jayapura.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dalam sambutannya yang dibacakan Wagub Tinal mengatakan, Operasi Ketupat 2019 digelar selama 13 hari, mulai Rabu (29/5) hingga Senin (10/6) memiliki karakteristik dibandingkan dengan operasi di tahun sebelumnya karena bersamaan dengan tahapan Pemilu.

Karena itulah potensi kerawanan yang dihadapi semakin kompleks, akibat terjadinya berbagai gangguan terhadap stabilitas kamtibmas berupa aksi serangan teror baik kepada masyarakat maupun personel dan markas Polri.

Selain itu berbagai kejahatan yang meresahkan masyarakat, seperti pencurian, perampokan, penjambretan, begal, dan premanisme, aksi intoleransi dan kekerasan, seperti aksi sweeping oleh ormas, gangguan terhadap kelancaran dan keselamatan transportasi darat, laut, dan udara, permasalahan terkait stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok, dan bencana alam, tetap menjadi potensi kerawanan yang harus diantisipasi secara optimal dalam Operasi Ketupat.

Operasi Ketupat diselenggarakan di 34 Polda dengan 11 polda prioritas yaitu Polda Metro Jaya, Polda Jawa Barat, Polda Jawa Tengah. Polda DIY, Polda Jawa Timur, Polda Banten, Polda Lampung, Polda Sumatra Selatan, Polda Sulawesi Selatan, Polda Bali dan Polda Papua, kata Jenderal Pol Tito Karnavian.

Dalam operasi tersebut tercatat sebanyak 160.335 personel gabungan yang dilibatkan, terdiri dari 93.589 personel Polri, 13.131 personel TNI, 18.906 personel kementerian dan dinas terkait, 11.720 personel Satpol PP, 6.913 personel Pramuka serta 16.076 personel organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan.

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Triono Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2019