Jayapura (ANTARA News) - Masyarakat kota Manokwari dan sekitarnya hingga saat ini masih memilih mengungsi ke dataran yang lebih tinggi, karena mereka mencemaskan akan datangnya tsunami, menyusul gempa berkekuatan 6,2 pada skala Richter (SR) di wilayah itu. Nurul Damarini, salah seorang penduduk Manokwari yang dihubungi ANTARA dari Jayapura, Senin, mengakui saat ini ribuan warga, terutama yang bermukim di sepanjang pantai, mengungsi ke daerah yang lebih tinggi, setelah sebelumnya mengangkut barang barang milik mereka ke daerah yang dianggap aman. Masyarakat takut munculnya tsunami karena isu yang beredar menyatakan tsunami akan melanda Manokwari. Gempa yang dirasakan di Manokwari selama 5 MMI itu menyebabkan kebakaran yang menghanguskan 30 rumah penduduk di sekitar Jalan Borobudur. "Gempa yang terjadi sekitar pukul 12.10 WIT itu juga mengakibatkan para undangan yang menghadiri penyerahan DIPA 2008 di lingkungan Pemda Papua Barat yang diserahkan Gubernur Papua Barat, Abraham Atururi, sempat berlarian keluar Hotel Swissbell," ungkap Nurul, seraya menambahkan hingga saat ini belum ada laporan tentang korban jiwa. Sementara itu Kepala Badan Meterologi dan Geofisika Jayapura, Ahmad Mujahidin, yang dihubungi ANTARA secara terpisah mengakui, selain di Manokwari, gempa juga dirasakan di Ransiki dan Sorong. Di Manokwari, pusat gempa berada 0,68 derajat Lintang Selatan dan 134,18 derajat Bujur Timur dan terletak sekitar 21 Km timur laur Manokwari, dengan kedalaman 31 Km. (*)

Pewarta: muhaj
COPYRIGHT © ANTARA 2008