Bandarlampung (ANTARA News) - Kepala Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Lampung, Hudiono, mengatakan sekitar 25 hingga 30 gajah telah merusak dan memakan tanaman penduduk yang berada di wilayah jelajah kawanan hewan itu. "Sejak Kamis (3/1) malam, kawanan gajah tersebut telah keluar dari taman. Pada malam hari kawanan itu mencari tanaman yang dibudidayakan warga," katanya, di Lampung Timur, Senin. Ia menjelaskan, menurut para saksi, kawanan gajah liar tersebut terbagi dalam dua kelompok, dan salah satu anggota kelompok itu ada yang berukuran kecil. Menyinggung upaya yang dilakukan, dia mengatakan bahwa pihaknya telah membentuk suatu tim khusus untuk melakukan pengamatan, dan jika ditemukan akan digiring lagi ke dalam kawasan TNWK. "Dulu kawanan gajah tersebut takut dengan obor dan bisa digiring menggunakan alat tersebut, tapi sekarang tidak bisa lagi," katanya. Selain itu, upaya yang telah dilakukan dengan membuat siring ternyata telah ditemukan "penangkalnya" oleh kawanan hewan berbelai tersebut. Mereka saling tarik menggunakan belalainya, seperti orang bergandengan tangan, sehingga dapat menuruni dan menaiki siring. Apalagi, siring tersebut tidak dibuat permanen menggunakan semen, sehingga ada di bagian tertentu longsor yang membuat landai. Sedangkan dengan kawat pagar beraliran listrik, kawanan gajah ada yang merobohkannya menggunakan pohon besar. Hudiono meminta masyarakat mengerti kesulitan pihaknya dalam mengatasi kawanan gajah di TNWK yakni ketika kemarau berhubungan dengan kebakaran hutan serta musim hujan konflik satwa dengan manusia. "Saat musim hujan begini, masyarakat di dekat kawasan menanam palawija, dan mungkin oleh kawanan gajah tersebut menjadi makanan siap saji," kata dia. Namun, ia menambahkan, upaya untuk menggiring gajah terus dilakukan. Kesulitannya, kawanan hewan besar tersebut beraksinya pada malam hari. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2008