Jakarta (ANTARA News) - Indonesia memerlukan pembangunan satu pabrik kertas baru setiap tahun menyusul pertumbuhan konsumsi kertas satu kilogram per kapita per tahun. "Indonesia perlu membangun satu pabrik kertas besar setiap tahunnya," kata Ketua Asosiai Pulp dan Kertas Indonesia (APKI), HM Mansur, di Jakarta, Senin. Ia mengatakan konsumsi kertas di Indonesia terus meningkat satu kilogram (kg) per kapita tahun atau sekitar 220 ribu ton. "Sekarang ini konsumsi kertas sudah cukup tinggi terutama untuk pengemasan, tisu, dan lain-lain," ujarnya. Peningkatan konsumsi kertas tersebut mendorong tumbuhnya pabrik baru maupun perluasan. Berdasarkan data APKI, sejak krisis moneter 1997 sampai 2007 kapasitas produksi kertas naik sekitar 53 persen dari 7,2 juta ton menjadi 11 juta ton per tahun. Pada 2007 APKI mencatat ada tiga perusahaan kertas melakukan perluasan dengan tambahan produksi sebesar 850 ribu ton per tahun yang terdiri dari kertas kemasan, sackracft (untuk kantong semen), dan tulis cetak. Selain itu, lanjut dia, ada tiga perusahaan baru yang membangun pabrik kertas dengan total kapasitas 350 ribu ton per tahun untuk kertas kemasan, cetak-tulis, dan tisu. APKI mencatat saat ini kapasitas produksi jenis kertas terbesar adalah kertas tulis-cetak yang mencapai 4,4 juta ton, kertas kemasan 2,5 juta ton, serta kertas board 1,2 juta ton. Kapasitas produksi kertas lainnya adalah kertas koran 750 ribu ton, kertas sackracft 0,4 juta ton, kertas bungkus 92 ribu ton, kertas sigaret 64 ribu ton, kertas tisu 312 ribu ton, dan kertas berharga 13,5 ribu ton. "Tingkat pemanfaatan kapasitas produksi industri kertas nasional cukup tinggi mencapai 85 persen tahun 2006, dan tahun ini sekitar 90 persen," kata Mansur.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008