New York (ANTARA News) - Dolar AS "rebound" terhadap mata uang utama lainnya, Senin, karena para pedagang memperkirakan pelambatan ekonomi AS akan secepatnya membebani ekonomi global. Euro berada pada 1,4691 dolar AS sekitar 22.00 GMT, turun dari 1,4765 dolar di New York akhir Jumat. Dolar meningkat terhadap mata uang Jepang menjadi 109,13 yen dari 108,63 yen pada akhir Jumat. Pada Jumat lalu, dolar terpukul ke posisi terendah dalam lima pekan terhadap euro menyusul berita bahwa ekonomi AS hanya menciptakan 18.000 pekerjaan pada Desember -- terendah dalam empat tahun. Data tersebut meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunganya lagi dalam pertemuan 30 Januari mendatang, dengan banyak analis memperkirakan penurunan suku bunga setengah persentase poin. "Laporan pasar kerja AS telah mendorong pasar untuk berbicara tentang sebuah resesi AS, termasuk peluang penurunan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan Fed Januari," para analis harga BNP Paribas, seperti dilaporkan AFP. Boris Schlossburg, seorang analis valas Forex Capital Markets, mengatakan, di pasar sedang berkembang "rasa skeptis yang terus meningkat" dan mengatakan dunia lainnya cukup ulet terhadap penurunan ekonomi di AS. "Banyak pedagang mengantisipasi bahwa pelambata ekonomi di AS akan menarik turun pertumbuhan ekonomi global," kata dia. Euro, yang seperti dolar diperdagangkan di kisaran sempit pada Senin, masih mendapat dukungan kepercayaan pasar bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) tak mungkin mengikuti langkah the Fed dan Bank Sentral Inggris (BoE) menurunkan suku bunganya. Para pembuat kebijakan ECB diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya tak berubah pada pertemuan mereka Kamis di tengah kekhawatiran inflasi di 15 negara mata uang tungga Eropa. Dalam perdagangan terakhir di New York, dolar berada pada 1,1165 franc Swiss, naik dari 1,1084 franc. Sementara pound berada pada 1,9699 dolar, turun dari 1,9729 dolar. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008