Medan (ANTARA News) - Sekitar dua ribuan kader Partai Amanat Nasional (PAN) dari berbagai penjuru di Kota Medan melalui sebuah aksi damai yang mereka gelar berhasil menguasai Kantor DPW PAN Sumut di Jalan Abdullah Lubis Medan, Rabu. Dalam aksinya itu massa dari partai berlambang matahari bersinar tersebut juga mendesak DPP PAN agar segera megambilalih kepemimpinan PAN Sumut dari tangan Ketua dan Sekretaris DPW PAN H. Kamaluddin Harahap dan HM Subandi, karena keduanya dinilai tak mampu memimpin PAN Sumut. Wakil Ketua DPW PAN Sumut Abdul Hakim Siagian, Adi Munasip, Parluhutan Siregar, Isfan F. Fachruddin, Musim Simbolon, Wempy Saragih, Agus Salim Ujung, Besri Nazir dan Yusaldi secara bergantian berorasinya di depan ribuan kader PAN yang menduduki Kantor DPW PAN Sumut tersebut. Juga hadir menjadi bagian dalam aksi massa itu sejumlah pengurus DPW PAN Sumut lainnya, diantaranya Suhandi, Ruslan Gultom, Syafridawati, Akrim Lubis, Ihsan Lubis, Putrama Alkhairi, Nurjannah, Hasan Ambon, Dharma Bhakti dan Zulbadri. Abdul Hakim Siagian dan Parluhutan Siregar mengatakan bahwa PAN Sumut kini berada dalam kondisi kritis dan gawat darurat. Karenanya, menurut keduanya, PAN Sumut harus diselamatkan dari jurang kehancuran agar bisa kembali ke khittahnya sebagai partai reformis. "Jalan satu-satunya untuk menyelamatkan PAN Sumut hanya dengan cara menurunkan Kamaluddin dan Subandi dari jabatannya sebagai Ketua dan Sekretaris," ujar Hakim Siagian. Sementara Muslim Simbolon dan Wempy Saragih menilai DPW PAN Sumut di bawah kepemimpinan Kamaluddin dan Subandi selama ini cenderung otoriter dan banyak mempertontonkan sikap munafik. Selain itu keduanya juga dinilai banyak melakukan pelanggaran konstitusi dan AD/ ART partai, antara lain memaksakan kehendak dalam musda-musda partai serta mengingkari hasil Rakerwil dan Rapat Pleno DPW soal rekomendasi nama balon Gubernur Sumut. Sedangkan Adi Munasip menambahkan, Rapat Pleno DPW PAN Sumut belum lama ini sudah menghasilkan dua nama sebagai peraih suara terbanyak, yakni Herry W Marzuki dan H. Syamsul Arifin, SE. Dengan hasil itu semestinya DPW PAN Sumut hanya merekomendasikan dua nama itu saja ke DPP, sementara dalam prakteknya Kamaluddin dan Subandi tetap memaksakan nama Ali Umri ikut direkomendasikan. "Bahkan Kamaluddin dan Subandi terus `bergerilya` ke DPP agar Ali Umri yang diajukan DPP sebagai cagub Sumut dari PAN dengan harapan akan dipaketkan dengan Kamaluddin. Ambisi pribadi membuat Kamal mengabaikan aturan dan ketentuan organisasi," ujarnya. Pada bagian lain Muslim Simbolon menyatakan, setelah gagal memenangkan figur unggulannya (Ali Umri) dalam Rapat Pleno DPW, Kamaluddin langsung melakukan pergantian pimpinan Fraksi PAN DPRD Sumut. Kamaluddin mengangkat dirinya sendiri menjadi Ketua Fraksi menggantikan Ibrahim Sakty Batubara tanpa melalui rapat anggota fraksi. "Sebuah langkah yang kalap dan bertentangan dengan ketentuan yang berlaku, karena masa kepemimpinan Ibrahim sebagai Ketua Fraksi sebenarnya belum berakhir," katanya. Wakil Sekretaris DPW PAN Sumut, Suhandi, bahkan menilai berbagai langkah yang ditempuh Kamaluddin selama memimpin PAN Sumut banyak yang tidak mencerminkan etika dan fatsun politik.(*)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008