Jakarta (ANTARA News) - Teater Koma di bawah arahan Sutradara Nano Riantiarno mulai Jumat malam (11/1)mementaskan sebuah karya penulis Slovenia, Evald Flisar berjudul "Kenapa Leonardo?" di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM) menghadirkan pemain di antaranya Cornelia Agatha, Budi Ros, Ratna Riantiarno, dan Sari Madjid. Nano Riantiarno di Jakarta, Jumat, mengungkapkan naskah yang ditulis Flisar pada 1993 itu berbeda dengan produksi Teater Koma sebelumnya. Pada pementasan ke-112 ini, Teater Koma memilih "Kenapa Leonardo?" yang sarat dengan refleksi diri, tentang dekatnya jarak antara kenyataan dan khayalan, dan betapa besar khayal seseorang mempengaruhi kehidupan sehari-hari. "Ini cocok dengan keadaan sekarang, sesuatu yang bergerak ke arah yang tidak menguntungkan. Ini sesuatu yang baru dari Teater Koma untuk memberi sebuah sentuhan bagaimana memikirkan keluar dari masalah yang sebenarnya mereka tidak tahu," katanya. Nano mengatakan "Kenapa Leonardo?" merupakan pertarungan antara neurologi, psikologi, dan politik. Ketika hukum kasualitas tak lagi berlaku dan manusia kehilangan kemampuan untuk saling menghargai maka hal ini yang membuat dunia menjadi mengerikan. Setiap individu dikurung oleh beragam tuntutan yang semakin sukar dipenuhi, sementara keadaan sekitar sangat tidak mendukung. "Akibatnya jiwa menjadi sakit, masyarakat juga sakit. Pementasan ini bisa menjadi wadah untuk mempertimbangkan akankah terus menjadi penonton, atau tersadar sejak dini. Apakah kita korban atau malah kita sendiri penyebabnya," ujar Nano. Lakon yang dialihbahasakan oleh Rangga Riantiarno ini akan berlangsung setiap hari sampai 25 Januari mendatang setiap pukul 19.30 WIB. Tiketnya dijual mulai Rp30 ribu hingga Rp100 ribu telah terjual laris manis dipesan sejak beberapa waktu menjelang pementasan. Sang penulis "Kenapa Leonardo?", Flisar yang hadir di Jakarta mengungkapkan lakon ini telah dipentaskan di beberapa negara salah satunya di London pada 1995. Masing-masing kelompok teater di negara yang berbeda mempunyai tafsir yang berbeda pula dalam menerjemahkan naskah ke dalam sebuah pementasan. "Cara mereka (kelompok teater,red) berbeda-beda, ada yang menggabungkan efek visual dengan teater realis, tapi yang terpenting masing-masing kelompok teater dapat membuat benang merah antara humor, dan komedi yang tragis," ujarnya. Sementara itu Pemimpin Produksi Ratna Riantiarno mengungkapkan pada 2008 usia Teater Koma menginjak 31 tahun tepat pada 1 Maret mendatang. Produksi "Kenapa Leonardo?" merupakan awal rangkaian kegiatan menyambut usia kelompok teater yang tengah bergerak melewati tiga dasawarsa ini. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2008