Serang (ANTARA News) - Asap letusan Gunung Anak Krakatau, di perairan Selat Sunda, Provinsi Lampung, Jumat, sekitar pukul 16.02 WIB mencapai 2.000 meter sehingga menyebar ke Pantai Anyer dan Carita, Banten. Kepala Pemantauan Gunung Anak Krakatau, di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Anton Tripambudi saat dihubungi mengatakan, asap berwarna hitam membumbung tinggi diperkirakan ketinggian 2.000 meter dan kali pertama terjadi selama ditetapkan status siaga level III oleh Pusat Vulkanologi dan Migitasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung,Jawa Barat. Kejadian ini akibat energi letusan dan kegempaan Anak Krakatau semakin tinggi, bahkan terlihat jelas di Pos Pemantauan di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang. "Saya minta warga sepanjang Pantai Anyer dan Carita agar tidak panik melihat kepulan asap Anak Krakatau, walau pun menyebar ke daratan namun tidak membahayakan serangan penyakit pernapasan," katanya. Menurut Anton, asap yang dimuntahkan Anak Krakatau disebabkan kian besarnya frekuensi letusan dan kegempaan vulkanik dangkal, dalam, tremor dan hembusan. Oleh karena itu, hingga saat ini letusan Anak Krakatau masih mempertahankan status siaga level lII dan belum diturunkan menjadi waspada. Letusan dan kegempaan Anak Krakatau berbahaya bagi pengunjung maupun nelayan, selain mengeluarkan asap serta lontaran bebatuan pijar yang disemburkan dari kawah gunung itu. Sualeman (30), seorang nelayan Desa Pasauran, mengaku asap yang dikeluarkan oleh letusan Anak Krakatau tampak jelas karena cuaca sore itu baik dan tidak berawan. Meskipun, saat ini terjadi ombak besar serta tiupan angin kencang. "Kami dan nelayan lainnya kali pertama melihat kepulan asap Anak Krakatau diperkirakan setinggi 2.000 meter. Bahkan perahu milik saya juga terkena debu yang dikeluarkan oleh asap letusan Anak Krakatau," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008