Jakarta (ANTARA News) - Presiden Ketiga Republik Indonesia Burhanuddin Jusuf (BJ) Habibie bersama Nyonya Ainun Habibie dan keluarga mendoakan agar kesehatan Soeharto dapat kembali pulih. Berbicara seusai menjenguk mantan Presiden Soeharto di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, Selasa malam, Habibie mengatakan, dirinya bersama keluarga Soeharto dan dipandu oleh mantan Menteri Agama Quraish Shihab memanjatkan doa di kamar yang berada di sebelah ruangan di mana Pak Harto dirawat. "Seluruh keluarga Habibie hadir dan bersama-sama memanjatkan doa yang dipimpin Pak Quraish Shihab," katanya. Penggagas Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN) kini PT Dirgantara Indonesia itu menambahkan, saat tiba di RSPP ia tidak bisa bertemu langsung dengan Pak Harto dan hanya diterima oleh keluarga Cendana yang malam ini menunggu presiden kedua RI itu. Habibie menjelaskan, dirinya datang dari Jerman dengan menggunakan pesawat dari maskapai Lufthansa dan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta. "Setelah dari RSPP, saya bersama keluarga akan menuju ke rumah di Patra Kuningan dan tidak langsung kembali ke Jerman," tambahnya. BJ Habibie meninggalkan RSPP pada pukul 21.30 WIB dan saat tiba ia tidak melewati pintu utama tetapi melewati pintu samping. Sementara itu, selain BJ Habibie, sejak pukul 16.00 WIB hingga pukul 21.30 WIB, sejumlah kolega Pak Harto juga turut membesuk, antara lain mantan Kabulog Bustanil Arifin, mantan Menteri Koperasi Subyakto Tjakrawerdaya, dan Agum Gumelar. Hingga malam ini, belum ada keterangan pers dari tim dokter kepresidenan yang merawat Soeharto. Sempat dikabarkan akan ada konferensi pers, tetapi hingga pukul 21.45 WIB belum ada tanda-tanda untuk itu. Sebelumnya diberitakan, kondisi kesehatan mantan presiden Soeharto pada hari ke-12 perawatan di RSPP kembali menurun, demikian ungkap siaran pers Tim Dokter Kepresidenan. Tim dokter kepresidenan yang diketuai dr Mardjo Subiandono mengatakan tekanan darah Pak Harto berada pada tingkat 90-110/30-40 mmHg dan pernapasannya masih harus dibantu mesin pernapasan (ventilator). Tim dokter, yang untuk pertama kalinya tidak melakukan konperensi pers, namun malah mengeluarkan siaran pers, juga melaporkan bahwa sistem hemodinamik juga cenderung menurun sehingga fungsi jantung masih belum stabil. Namun demikian, ungkap tim dokter, penimbunan cairan di paru-paru mantan penguasa orde baru itu telah berkurang.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008