Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Joko Kirmanto, Rabu, mengingatkan bahwa penandatangan fasilitas kredit pembiayaan jalan tol jangan sekedar menjadi acara seremonial, tetapi perlu ditindaklanjuti dengan pembangunan. "Acara penandatangan ini bukan hanya seremonial saja, sebaiknya segera ditindaklanjuti dengan pembangunan. Saya bangga jika bulduzer sudah berjalan setelah penandatangan ini," kata Joko Kirmanto, saat berbicara dalam penandatanganan fasilitas kredit dari 14 bank sindikasi senilai Rp4,01 triliun di Jakarta, Rabu. Dia berharap penandatangan fasilitas kredit ini lain dari sebelumnya. "Tapi ini lain, karena Pak Moertomo Basoeki (Direktur Utuma KKDM) akan segera menjalankan proyek ini," katanya. Menurut dia, penandatangan ini baru awal, untuk memulai pembangunan jalan tol. Dalam pembangunan Tol Becakayu ini, PT Bank BNI kembali menjadi lead sindikasi untuk membiayai pembangunan jalan tol ruas Bekasi Timur-Cawang-Kampungmelayu (Becakayu) senilai Rp4,01 triliun. BNI Direktur Utama BNI Sigit Pramono, Rabu, mengatakan, perseroan bersama 13 bank lainnya dan satu sekuritas telah memberikan fasilitas kredit kepada PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM) untuk membiayai jalan tol sepanjang sekitar 21 KM. Menurut Sigit, tol Becakayu ini dibangun dengan total investasi senilai Rp5,74 triliun, terdiri dari "self financing" (pembiayaan sendiri)sebesar 30 persen atau Rp1,72 triliun dan pembiayaan bank 70 persen atau Rp4,01 triliun. Jangka waktu kredit untuk 48 triwulan (12 tahun). Sigit mengungkapan, sebagai lead sindikasi, BNI akan memberikan kredit senilai Rp1,41 triliun, Bank BRI Rp500 miliar, Bank Bukopin Rp350 miliar, Bank Jabar Rp255 miliar, Bank Jatim Rp200 miliar, Bank Jateng Rp175 miliar, BPD Kaltim Rp150 miliar, Bank DKI Rp130 miliar, BPD Sumsel Rp100 miliar, BPD Papua Rp100 miliar, Bank Nagari Rp50 miliar, BPD Sumut Rp50 miliar, BPD Aceh Rp50 miliar, BPD Kalsel Rp45 miliar dan AAA Sekuritas Rp260,38 miliar. Sigit menambahkan, hingga saat ini BNI telah memberikan komitmen fasilitas kredit pembiayaan beberapa ruas tol, antara lain Tol Cikampek-Palimanan Rp490 miliar, Tol Mojokerto-Kertosono Rp556,2 miliar, Tol Surabaya-Mojokerto Rp764 miliar, Tol Kanci -Penjagan Rp657 miliar dan Tol Becakayu Rp1,41 triliun. Menurut Sigit, pemberian fasilitas kredit ini merupakan komitmen bank untuk membantu pembiayaan proyek infrastruktur yang tergolong "bankable" dan "feasible". "Pembiayaan melalui sindikasi seperti ini merupakan salah satu strategi bank untuk melakukan mitigasi risiko dari proyek yang dibiayai," katanya. KKDM merupakan investor pemilik proyek pembangunan Tol Becakayu yang sahamnya dimiliki oleh PT Tirtobumi Prakarsatama sebesar 44,47 persen, PT Citra Mandiri Sukses Sejati 35,26 persen, PT Remaja Bangun Kencana 2,02 persen, PT Indadi Utama 16,75 persen dan PT Jasamarga 1,50 persen. Proyek jalan Tol Becakayu ini idenya mulai bergulir pada 1995 dan KKDM diberi kepercayaan pemerintah sebagai penyelenggara pembangunan Tol Becakayu. Menurut Moertomo, KKDM pada 1997 mendapat dukungan dana dari sindikasi perbankan yang dipimpin Bank BRI dan BNI dengan anggota 36 bank. Sebagian dana sindikasi tersebut sudah direalisasikan dan telah terwujud dalam beberapa tiang-tiang bangunan yang sampai saat ini masih berdiri kokoh, yakni 95 buah pier, 5 span sudah terpasang girder dan 137 lokasi pier yang telah dipancang. Namun, akibat krisis ekonomi yang puncaknya 1998 menyebabkan sindikasi perbankan tidak dapat meneruskan komitmennya, bahkan sebagian besar peserta sindikasi (16 bank) dilikuidasi dan masuk dalam BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional), serta delapan bank mengalihkan komitmen dan hak tagih ke BPPN. Kondisi ini mengakibatkan proyek tertunda dan pekerjaan fisik dilapangan tidak dapat diteruskan, jelasnya.(*)

Pewarta: surya
COPYRIGHT © ANTARA 2008