Tangerang (ANTARA News) - Negara Rusia mengirim gandum sebanyak 3.234 ton senilai 2 juta dolar AS untuk dijadikan biskuit demi memperbaiki nutrisi para murid di sejumlah sekolah di Jabodetabek dengan menggandeng program pangan dunia (WFP) dan LSM Bina Masyarakat Peduli (BMP). "Ini merupakan suatu kepedulian kami bersama WFP dan LSM setempat terhadap program nutrisi anak-anak sehingga mengirimkan gandum untuk dijadikan biskuit," kata Dubes Rusia untuk Indonesia Alexander Ivanov kepada ANTARA News di Tangerang, Banten, Rabu. Ia mengatakan, pengiriman gandum tersebut dilakukan secara bertahap sejak July hingga Agustus 2007 lalu dengan merangkul perusahaan pembuat biskuit untuk dibagikan kepada murid sekolah secara gratis. Ivanov mengatakan masalah tersebut ketika melakukan peninjauan ke SD Negeri Blendung, Kelurahan Blendung, Kecamatan Benda, Kota Tangerang, Banten, bersama petinggi LSM BMP M Salahudin Hakim dan sejumlah petugas dari WFP. Bahkan Ivanov melihat secara langsung biskuit yang dibagikan kepada murid yang lokasi sekolahnya berbatasan dengan pagar Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang dan pemukiman penduduk setempat. Dia menyebutkan, tujuan pembuatan biskuit tersebut yakni agar dapat dinikmati sekitar 216.000 anak-anak sehingga menambah nutrisi mereka. Program tersebut juga dilakukan ke sejumlah negara di Afrika dan Asia Tenggara yang kondisi nutrisi anak-anak rendah agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik demi memenuhi kandungan nutrisi yang dibutuhkan dalam tubuh mereka. Upaya yang dilakukan Rusia itu karena hubungan Indonesia dengan negara tersebut terjalin dengan erat dan memasuki fase cukup "mesra", katanya. Sebelumnya, Rusia juga telah mengirimkan 20.000 ton gandum ke Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) setelah provinsi itu dihantam bencana tsunami. Dalam kunjungan tersebut, Ivanov merasa terkesan melihat kondisi fisik murid SD Negeri Blendung yang sehat dan terlihat rapi serta dengan tekun mendengarkan penjelasan guru di depan kelas. Demikian pula kunjungan tersebut dilakukan tidak secara formal dan tanpa adanya protokol penyambutan dari aparat Pemkot Tangerang.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008