Manado (ANTARA News) - Sebuah perusahaan asal Korea Selatan (Korsel), PT Bonsum, akan mengujicoba pengoperasian sebuah stasiun Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang dibangun dengan biaya Rp8 miliar di Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara. "Ujicoba akan dilakukan pada tahun 2008, dengan masing-masing satu tiang atau tower memiliki daya 500 watt," kata Kepala Badan Penanaman Modal dan Kerjasama Regional (BKPMKR) Propinsi Sulut, Vreke Najoan, di Manado, Kamis. Kehadiran pembangkit listrik di daerah yang berbatasan langsung dengan Negara tetangga Filipina itu, diharapkan bisa mengatasi ketertinggalan infrastruktur dan fasilitas umum lainnya di daerah tersebut. Sebagian besar wilayah Kabupaten Sangihe adalah pulau-pulau, sehingga sulit dijangkau dengan transportasi darat dan ketersediaan listrik di daerah itu dinilai mendesak untuk menunjang pembangunan. Pemerintah optimistis seluruh investasi kelistrikan di daerah bisa terealisasi dengan baik, karena Sulut sementara mengalami krisis listrik, katanya. Sebelumnya, investor lain Korsel, PT IR Winpower Corporated Limited, terlebih dulu telah menjajaki pembangunan Listrik Tenaga Angin dibeberapa daerah kepulauan di Sulut. "Perusahaan itu sudah melakukan kajian dan penelitian dibeberapa pulau dengan tahap awal pembangunan di Pulau Para, Kabupaten Sangihe, yang sampai saat ini belum memiliki listrik," lanjuta Najoan. Hasil survey PT IR Winpower Corporated Limited dipulau tersebut ada sekitar enam Megawat (MW) pasokan listrik tenaga angin akan dibangun, dengan nilai investasi diperkirakan sekitar Rp9 miliar. "Sesuai perhitungan nilai investasi bahwa satu MW sama dengan Rp1,5 miliar, dan nilai tersebut bisa membengkak jika survey menunjukkan adanya tambahan pembangunan dipulau-pulau lainnya," ujarnya. Menurutnya, Propinsi Sulut sementara ini mengalami devisit listrik sekitar 60 MW dari total ketersediaan sekarang hanya 135 MW, sementara daftar tunggu atau `waiting list` sekitar 70 MW.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008