Jakarta (ANTARA News) - Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), A. Fuad Rachmany, mengatakan penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) merupakan gejala global, antara lain dipicu oleh adanya prediksi penjualan ritel yang menurun di Amerika Serikat (AS). "Itu fenomena global, termasuk karena faktor perkiraan resesi di Amerika, prediksi itu bisa berubah kalau ada faktor-faktor yang baik, kemarin ada data statistik di AS yang membuat prediksi ritel sales menjadi ke bawah," kata Fuad, di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Kamis. Menurut dia, berbagai prediksi muncul dari waktu ke waktu yang dampaknya bisa positif maupun negatif terhadap IHSG. "Dalam bulan ini atau bulan depan biasanya juga akan muncul prediksi mengenai employment statistic, nanti ada lagi angka tentang penjualan perumahan. Nanti itu ada faktor-faktor yang akan berpengaruh ke indeks, yang kemarin adalah ritel sales itu. Prediksinya menurun sehingga memicu anjloknya indeks," jelasnya. Menurut dia, laporan-laporan statistik yang kurang menggembirakan di AS, termasuk dari kalangan perbankan, memberi koreksi global pada indeks. "Mereka memperkirakan laporannya banyak merahnya, banyak loss. Jadi saya kira itu membuat mereka melakukan koreksi. Koreksinya global dan cukup signifikan kemarin. Tapi ya nanti kita lihat saja," katanya. Ditambah dengan faktor harga minyak yang diperkirakan akan tinggi, katanya, maka ketidakpastian global makin besar. "Mudah-mudahan nanti ada faktor-faktor yang akan membuat prediksi yang lebih positif. Ekonomi kan selalu dinamis," katanya. Menurut dia, dari sisi domestik sebenarnya sentimen yang ada adalah sentimen positif karena fundamental domestik cukup kuat. "Jadi ini cuma karena faktor global saja," tegas Fuad Rachmany. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008