Yogyakarta (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, mengatakan bahwa Biennale Jogja IX-2007 diharapkan menjadi ajang ekspresi dan introspeksi seniman dalam menampilkan karya-karya berkualitas. "Ajang ini akan ikut menentukan pencapaian berbagai bentuk kemampuan individu seniman," katanya saat mengunjungi tiga lokasi pameran seni rupa kontemporer Biennale Jogja IX-2007, Kamis. Tiga tempat yang menjadi lokasi pameran seni rupa Biennale Jogja IX-2007 itu masing-masing Taman Budaya Yogyakarta, Sangkring Art Space dan Jogja National Museum. Dikatakannya, setiap karya diharapkan bisa membangun apresiasi pada diri seniman agar semakin berkualitas, bahkan harus mampu menumbuhkan apresiasi pada orang lain untuk bisa menikmati karya seni itu. "Jadi, apresiasi itu harus disertai dengan komunikasi, bukan sekedar bicara perasaan saja, karena sebuah lukisan itu pada hakikatnya universal, artinya tidak hanya bisa dipahami oleh pelukis saja, tetapi juga oleh penikmat seni," katanya. Sultan berharap dengan kegiatan ini seniman semakin matang dan hasil karyanya memiliki nilai yang bisa diekspresikan, terapresiasi serta semakin berkualitas. "Dengan demikian hasil karya seorang seniman itu diharapkan menjadi `masterpiece`. Jangan hanya karya Affandi saja yang jadi `masterpiece`, tetapi juga seniman lain harus bisa mengikuti jejak pelukis terkenal itu," katanya. Sementara itu, Wakil Koordinator Pelaksana Biennale Jogja IX-2007, Bambang Witjaksono, mengatakan kegiatan yang bertajuk `Neo-Nation` ini berlangsung sejak 28 Desember 2007 dan akan berakhir 28 Januari 2008. "Dalam kegiatan ini ditampilkan karya 164 seniman dari seluruh Indonesia," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2008