Jakarta (ANTARA News) - Menko Perekonomian Boediono mengatakan resesi di Amerika Serikat (AS) berdampak pada peningkatan harga hampir semua komoditas, termasuk pangan, yang juga sudah mulai terasa di Indonesia. "Itu (resesi di AS) berdampak juga ke harga komoditas," kata Boediono, di Jakarta, Senin. Ia mengemukakan hal itu menanggapi kenaikan harga sejumlah bahan pokok, termasuk minyak goreng yang sudah mencapai sekitar Rp12.000 per kg. Menurut dia, untuk minyak goreng pemerintah akan terus melanjutkan berbagai kebijakan yang sudah ditempuh dalam rangka stabilisasi harga minyak goreng. "Sementara ini, pemerintah akan melaksanakan yang sudah ada dulu. Kita lihat kan harga naik turun juga," katanya. Menurut dia, kenaikan harga berbagai komoditas itu tidak lepas dari kemungkinan terjadinya resesi ekonomi di AS. "Ini kan yang jadi masalah karena harga di luar, kita tunggu saja apa yang terjadi di Amerika karena di sana terjadi resesi," katanya. Sementara itu, Deputi Menko Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan, Bayu Krisnamurthi, mengatakan dalam masalah minyak goreng, semua pihak konsisten melaksanakan keputusan yang telah ditetapkan. "Semua konsisten dengan kerangka itu, di mana di dalamnya ada pemberlakuan pungutan ekspor (PE) dan pajak pertambahan nilai (PPN) minyak goreng yang ditanggung pemerintah," katanya. Menurut dia, dalam tiga bulan pelaksanaan kebijakan itu, harga minyak goreng curah sangat stabil yaitu mencapai Rp9.000-Rp9.200 per kg hingga Desember 2007. "Kebijakan tentang minyak goreng tetap dilanjutkan, ada penyesuaian kecil tapi basic-nya tetap sama," katanya. Menurut dia, dalam jangka panjang, pemerintah akan membuat struktur industri CPO yang lebih baik. Pemerintah akan terus mencermati masalah yang terkait dengan penyediaan kebutuhan pokok masyarakat, kata Bayu. "Masalah pangan terus dicermati, ada sembilan bahan pangan, yaitu beras, gula, minyak goreng, jagung, kedelai, daging, susu, terigu, dan bumbu-bumbuan khususnya cabe dan bawang merah," katanya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008