Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, ditenggelamkan bursa regional untuk berada di level 2.400 atau ditutup anjlok 4,80 persen. IHSG BEJ ditutup turun tajam 125,253 poin menjadi 2.485,879 yang merupakan angka terburuk sejak akhir Oktober 2007. Indeks LQ45, kelompok 45 saham unggulan, juga terguling 32,009 poin atau 4,80 persen untuk berada di 528,426. Analis Riset PT Panin Capital, Luki Aryatama, kepada ANTARA News mengatakan bahwa penurunan indeks masih disebabkan oleh pengaruh regional dan masih seputar resesi yang terjadi di AS. Menurut Luki, krisis kredit yang terjadi di AS juga mulai terimbas di Asia, khususnya kondisi perekonomian di Jepang yang sedikit lesu dan berdampak pada perbankan di China. "Memang untuk resesi jauh, namun terjadi pelambatan dan dampak `multiplier` yang ditakutkan pelaku pasar," tambahnya. Kondisi di AS telah membuat indeks kepercayaan konsumen (IKK) di Jepang menurun akibat penurunan gaji pegawai, naiknya harga bahan bakar, dan harga makanan. Kondisi itu telah membuat pasar saham Asia mengalami korekisi tajam, seperti bursa Tokyo dengan indeks Nikkei-225 ditutup turun 535,34 poin (3,86 persen) menjadi 13.325,94, bursa Hong Kong dengan indeks Hang Seng terkoreksi 1.383,00 poin (5,49 persen) ke level 23.818,85 dan Bursa Singapura dengan indeks Straits Times yang turun 187,10 poin (6,03 persen) untuk berada di posisi 2.917,14. Penurunan tajam sebagaian besar bursa Asia ini telah membuat pergerakan saham di BEI didominasi yang turun sebanyak 206 dibanding yang naik hanya 22 saham, sedangkan 30 stagnan dan 193 efek tidak aktif diperdagangkan. Turunnya hampir semua saham-saham unggulan, seperti Bumi Resources turun Rp600 ke posisi Rp5.050, Aneka Tambang terkoreksi Rp375 jadi Rp3.325, Telkom terkikis Rp300 jadi Rp8.900, Astra Internasional terpuruk Rp2.000 ke harga Rp24.900 dan Bakrie Plantations melemah Rp250 menjadi Rp2.325. Volume perdagangan mencapai 4,062 miliar saham dengan nilai Rp4,337 triliun dari 57.644 kali transaksi. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2008