Jakarta (ANTARA News) - Sejak dikabarkan memburuk Senin kemarin, kesehatan mantan presiden Soeharto hingga Selasa pagi dinihari belum mengalami perubahan. "Kondisinya masih sama," kata Dr. Kristian Johanes kepada wartawan di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta. Ia memaparkan tim dokter sebagaimana biasa juga telah mengganti infus dan kateter di sejumlah titik yang berhubungan dengan alat CCCHD, yang berfungsi untuk mengatur hemodinamik di dalam tubuh Pak Harto. Mengenai tekanan darah, Kristian mengemukakan tingkatnya masih sama seperti sebelumnya, yaitu sekitar 110. Selain itu, ia juga mengatakan Soeharto masih belum bisa menyantap makanan secara oral dan masih melalui infus. "Untuk lebih jelasnya, tunggu konferensi pers besok pagi," kata Kristian, salah seorang anggota Tim Dokter Kepresidenan. Hari Senin, Ketua Tim Dokter Kepresidenan dr Mardjo Soebiandono. Sp.B mengatakan kondisi mantan presiden Soeharto sudah sadar penuh dan mulai dapat diajak untuk berkomunikasi. Dia mengatakan kondisi kesehatan pak Harto mulai membaik dan tekanan darah mulai stabil pada kisaran 110/40. Sebelumnya, anggota lain Tim Dokter Kepresidenan dr Djoko Rahardjo mengatakan mantan Presiden Soeharto sudah mulai dilakukan fisioterapi untuk melatih otot-ototnya yang lama tidak digerakkan. "Melatih pergerakan otot itu bagian fisioterapi. Jadi kalau orang sudah lama tidak jalan, terus (ia) belajar jalan, (maka ia) harus (melakukan) fisioterapi," kata dr Djoko saat ditemui di lobi Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta, tanpa menjelaskan lebih lanjut kapan fisioterapi untuk pak Harto mulai dilakukan. Dr Mardjo Soebiandono mengatakan fisioterapi kepada pak Harto mulai dilakukan intensif dua kali sehari untuk mengembalikan fungsi otot. Mantan presiden RI itu mulai menjalani perawatan awal Januari karena mengalami gangguan multi-organ. Sejak dirawat, kondisi Pak Harto telah mengalami naik-turun. Ia sempat mengalami keadaan sangat kritis.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008