Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa pagi, terjun bebas 9,10 persen untuk berada di level 2.200, mengikuti pelemahan di pasar regional akibat kekhawatiran terhadap melemahnya perekonomian global. IHSG sesi pagi ditutup turun tajam 226,234 poin berada di 2.259,645, level terburuk sejak 19 September 2007 saat indeks berada di 2.284,179. Sedangkan indeks LQ45 terguling 54,233 poin (10,26 persen) di posisi 494,347, level terburuk sejak 19 September 2007 yang ditutup di 481,329. Analisa Riset dari PT Trimegah Sekuritas, dalam ulasan pasarnya, mengungkapkan, kekhawatiran akan melemahnya pertumbuhan perekonomian dunia, berdampak negatif terhadap arah bursa regional pada pagi hari ini dan diikuti indeks BEI. Pasar-pasar global yang sebagian besar turun karena kekhawatiran bahwa ekonomi AS akan tergelincir ke dalam resesi telah berkembang memicu kecemasan terhadap ekonomi global. Bursa kawasan Asia, seperti bursa Tokyo dengan indeks Nikkei 225 terkoreksi 5,45 persen (725,66 poin) ke 12.600,58 jelang penutupan, bursa Hongkong dengan indeks Hang Seng sesi pagi melemah 1.914,72 poin (8,04 persen di 21.904,13 dan Bursa Singapura dengan indeks Straits Time sesi pagi terpuruk 141,01 poin (4,83 persen) di 2.776,13. Kondisi ini membuat pelaku pasar di BEI terjadi panik jual, sehingga saham yang turun sangat mendominasi pasar sebanyak 220 dibanding yang naik hanya empat, sedangkan 16 stagnan dan 211 efek belum aktif diperdagangkan. Anjloknya indeks dipimpin turunnya hampir semua saham-saham unggulan, seperti Bumi Resources turun Rp600 ke posisi Rp4.450, Aneka Tambang terkoreksi Rp375 jadi Rp2.950, Telkom terkikis Rp550 jadi Rp8.350, Astra Internasional terpuruk Rp2.450 ke harga Rp22.450, Bank Mandiri turun Rp250 ke Rp2.600 dan Bakrie Plantations melemah Rp225 menjadi Rp2.100. Transaksi yang terjadi sebanyak 38.431 kali dengan volume 2,445 miliar saham dan nilai Rp3,446 triliun. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008